Sabtu, 25 Juni 2022

MENGELOLA SEMANGAT MENULIS

 

MENGELOLA SEMANGAT MENULIS

Oleh : Khatijah


 

            Menulis merupakan aktivitas yang mengharuskan seseorang bisa bersikap sabar, ulet, dan telaten. Prinsip ini harus dipegang teguh oleh seorang penulis. Tanpa prinsip ini kemungkinan semangat kita mudah down. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti kata sabar  yang pertama adalah  tahan terhadap cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati); tabah. Sedangkan arti kedua, sabar adalah tenang; tidak tergesa-gesa; tidak terburu nafsu.

Kata ulet memiliki arti liat; kuat (tidak mudah putus, tidak getas); tidak mudah putus asa yang disertai kemauan keras dalam berusaha mencapai tujuan dan cita-cita. Arti kata telaten, masih menurut KBBI adalah sabar dan teliti (dalam mengerjakan sesuatu); cermat.

            Jika kita mengkaji ketiga kata tersebut artinya saling berkaitan satu sama lain. Jadi, intinya menjadi seorang penulis harus memiliki semangat tinggi, memiliki kemauan keras, tidak mudah putus asa, dan teliti dalam menuangkan setiap gagasan di dalam tulisannya. Prinsip ini akan membuat seorang penulis tidak goyah jika mendapatkan sebuah cobaan. Misalnya menghadapi banyaknya kritik terhadap tulisan kita. Penulis dilarang alergi terhadap kritik. Kritik selalu kita jadikan pembangun semangat untuk menulis lebih baik lagi. Kritik juga menjadi support bahwa kita pasti bisa menjadi penulis hebat.

            Penulis selalu teringat bahwa di balik aktivitas menulis ini ada tujuan yang tidak boleh ditinggalkan. Pertama menulis merupakan aktivitas yang berhubungan dengan hobi. Karena sudah menjadi kesenangan hati, maka dengan menulis sama dengan menciptakan suasana hati menjadi senang. Hal itu bisa kita rasakan setelah kita menyelesaikan tulisan kita. Disitulah terjadi katarsis dalam diri kita. Ada perasaan lega, senang, dan bahagia.

            Selain menulis dapat membahagiakan hati diri sendiri, menulis menjadi aktivitas yang dapat mencerdaskan otak. Proses cerdas itu dapat kita peroleh saat kita memaksakan diri untuk menuliskan ide-ide, memilih kata, menyusun kalimat, bahkan sampai pada teknik penulisan. Semua itu tidak serta merta kita dapatkan. Namun, proses belajar yang luar biasa sangat  kita perlukan. Misalnya saja, kita akan menuliskan sebuah ide. Kita dituntut untuk  memilih, memecah menjadi sub-sub ide, dan mengurutkan agar sub-sub ide yang kita kembangkan menjadi sistematis. Bukankah ini merupakan proses berpikir yang perlu kita asah? Demikian juga dalam memilih kata dan menyusun kalimat. Kita pasti selalu mempertimbangkan pemilihan kata sesuai dengan jenis tulisan kita. Apakah jenis tulisan yang memerlukan kata-kata denotatif, atau tulisan yang memerlukan bahasa yang bermakna konotatif, kias, dan simbolis? Kita perlu membuka kamus, misalnya Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sebelum kita memilih kata yang cocok digunakan di dalam tulisan kita. Selain itu, kita juga mempertimbangkan susunan kalimat yang akan kita tulis. Kita harus selalu belajar Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) agar penulisan kita benar. Nah, di sinilah kita akan membentuk diri menjadi pribadi yang literat. Semakin literat, semakin cerdas.

            Dalam setiap tulisan pasti terkandung nilai-nilai yang akan kita tanamkan atau akan kita informasikan kepada pembaca. Itulah tujuan utama kita menulis. Bahagia rasanya bisa menuliskan hal-hal yang bermanfaat bagi orang lain. Entah itu berupa informasi langsung ataupun berupa pesan moral yang tersirat dalam setiap karya fiksi dan puisi. Jika kita mengingat hal-hal di atas, tidak mungkin ada kata putus asa bagi seorang penulis.

Mulailah menulis tentang apa saja. Jadikan kebiasaan yang tidak memberatkan. Semoga bermanfaat.

 

 

18 komentar:
Write Comments
  1. Mantap...hebat bu

    BalasHapus
  2. Iya bu, menulis dibuat enjoy gk maksain

    BalasHapus
  3. Benar sekali say, keren 👍👍

    BalasHapus
  4. Seperti jiwa kewirausahaan ini Bu .. he..he.. sip sekali tulisannya Bu.. menginspirasi

    BalasHapus
  5. Artikel singkat, namun luas isi gagasannya dan menginspirasi saya sebagai pembaca. Salam kenal Bu, salam takzim.

    BalasHapus
  6. Bidadari diksi dari kota Tape....good luck

    BalasHapus
  7. Terima kasih Bun. Semangat menulis yang harus ditiru.

    BalasHapus
  8. Terima kasih ilmunya Bunda. Sangat manfaat

    BalasHapus



Entri yang Diunggulkan

Puisi-Puisiku

  Puisi-Puisiku Oleh: Khatijah   1.        MENDEKAP HARAP Kupatahkan ragu di tiang rapuh Menjaga rasa cita pada setia Di cadas lin...