Kamis, 23 November 2023

Mengenal Teknik Naratif dalam Novel

 


Mengenal Teknik Naratif dalam Novel

Oleh: Khatijah

Menurut berbagai sumber unsur naratif di dalam naskah novel sedikitnya 60 sampai 70%. Selebihnya merupakan dialog. Berbeda dengan naskah drama yang didominasi oleh dialog. Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI V), naratif artinya: 1) bersifat narasi; bersifat menguraikan (menjelaskan dan sebagainya). 2) Prosa yang subjeknya merupakan suatu rangkaian kejadian.Sedangkan narasi artinya pengisahan suatu cerita atau kejadian; cerita atau deskripsi suatu kejadian atau petistiwa; kisahan.

            Tulisan ini lebih ditekankan pada makna naratif yang artinya bersifat menguraikan, menjelaskan, atau pengisahan suatu cerita atau rangkaian kejadian dalam naskah jenis novel. Dalam hal ini narasi menjadi unsur paling penting. Keterbacaan sebuah kisah dalam novel sangat bergantung pada kepiawaian penulis dalam menarasikan atau mendeskripsikan peristiwa-peristiwa dalam cerita. Tentu saja hal ini sangat erat hubungannya dengan gaya bahasa, pemilihan diksi, variasi kalimat, dan unsur-unsur lain tentang kebahasaan dalam novel.

            Beberapa Teknik Naratif dalam Novel

Dilansir dari postingan Nafa Azizah pemilik akun tik tok @nafazizah12 pada  24 Oktober 2023, ada 5 teknik naratif untuk naskah novel:

1.    Flash Back

2.    Plot Twist

3.    Gambaran Sensorik

4.    Cliffhanger

5.    Foreshadowing

Flash back merupakan teknik naratif yang disebut juga kilas balik. Dalam hal ini penulis novel dapat memutar waktu atau kembali ke waktu sebelum kejadian atau peristiwa yang dialami oleh tokoh. Teknik ini berguna untuk memberi penjelasan kepada pembaca tentang tokoh atau peristiwa tertentu yang pernah dialami oleh tokoh.

Plot Twist digunakan dengan cara mengubah alur secara tiba-tiba sehingga menimbulkan keterkejutan bagi pembaca. Dengan teknik ini, alur cerita yang kita buat sulit untuk ditebak sehingga pembaca semakin penasaran untuk melanjutkan membaca  bagian selanjutnya.

Gambaran Sensorik  

Teknik ini merpakan teknik menarasikan dengan memfokukan pada gambaran sensorik yang menggunakan semua visual. Apa yang bisa dilihat, didengar, dicium, disentuh, dan dirasakan.

Cliffhanger

Teknik Cliffhanger adalah menggambarkan akhir sebuah bagian cerita dengan cara menyembunyikan atau tidak membeberkan seluruhnya. Hal ini dialakukan agar pembaca penasaran untuk mengetahui peristiwa selanjutnya. Terdapat efek kejut yang tidak bisa ditebak. Teknik ini sesuai diguanakan pada akhir setiap bab atau aakhir bab jika novelnya berseri.

Foreshadowing

Teknik ini merupakan petunjiuk peristiwa sebelum peristiwa itu terjadiPenjelasan secara menyeluruh dapat ditemukan di bagian selanjutnya.Teknik Foreshadowing berguna sebagai tebakan pembaca pada sebuah bab suatu novel.

Demikian teknik-teknik naratif yang dapat meningkatkan kualitas novel yang kita tulis. Teknik-teknik tersebut akan membuat pembaca akan semakin penasaran terhadap kisah atau cerita secara keseluruhan. Pembaca akan bersemangat membaca dan semakin kecanduan membaca novel-novel kita. Semoga pemaparan ini dapat bermanfaat bagi penulis novel yang ingin menjadikan tulisannya lebih disukai. Terutama bagi penulis pemula.

Bondowoso, 24 November 2023

.

 

 

 

 

 

Rabu, 22 November 2023

Teknik Telling dan Showing dalam Novel

 


Teknik Telling dan Showing dalam Novel

Oleh: Khatijah

Setiap penulis novel harus mengenal istilah telling dan showing. Dua teknik ini secara tidak langsung selalu digunakan dalam proses kreatif menarasikan bagian-bagian cerita novel seperti karakter dan peristiwa. Pertanyaannya, apakah yang dimaksud dengan teknik telling dan teknik showing? Manakah di antara dua teknik ini yang lebih dianjurkan untuk digunakan? Bagaimana implikasinya terhadap pembaca?

Teknik Telling

Telling = bercerita (Wikipedia)

Dikutip dari pendapat Cahyadi Takariawan dalam https://ruangmenulis.id/pilih-telling-atau-showing gaya telling digunakan dalam mengungkapkan karakter atau sifat tokoh dan peristiwa atau kejadian yang bercorak abstrak dan tidak melibatkan pembaca untuk berimajinasi bebas.

Teknik telling digunakan ketika penulis menjelaskan sesuatu dan langsung memberikan kesimpulan. Penulis tidak memberikan ruang kepada pembaca untuk menikmati deskripsi yang menggambarkan apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan oleh tokoh cerita. Padahal pembaca perlu mendapatkan gambaran secara konkret Misalnya dalam mengungkap kata sifat, besar, cantik, marah, gembira, sedih. Kata-kata tersebut tidak memberikan gambaran secara jelas dan kongkret. Kalau yang diungkap kata besar seharusnya dijelaskan, besarnya seperti apa. Kalau cantik, kategori cantik itu seperti apa. Kalau marah, tandanya bagaimana. Demikian juga dengan kata gembira dan sedih yang sebenarnya dapat diungkapkan hal-hal yang bisa diterangkan ciri-cirinya. Akan tetapi, dalam teknik telling tidak ada deskripsi atau gambaran tentang kata-kata itu.

Contoh: Teknik telling

Pak Reso sangat sedih memikirkan nasibnya.

Teknik Showing

Masih berasal dari sumber yang sama, teknik showing menggambarkan bukan hanya mengatakan tentang peristiwa atau karakter tokoh. Teknik ini berusaha menciptakan gambaran dari dunia konkret ke alam pikiran pembaca.

Teknik showing menjadi pilihan yang paling tepat untuk menarasikan karakter dan peristiwa yang dialami tokoh. Teknik ini berusaha menjelaskan, menggambarkan, menerangkan sedetail-detailnya sehingga pembaca dapat memiliki gambaran nyata. Tidak hanya itu saja, tetapi pembaca lebih bebas menikmati karya yang dibaca dan bebas berimajinasi seluas-luasnya. Pembaca bebas membuat simpulan sendiri dari sajian yang sudah dipaparkan oleh penulis.

Teknik showing merupakan kebalikan dari teknik telling. Jika penulis akan mengungkap keadaan tokoh yang sedang bergembira bisa ditulis secara rinci. Misalnya, tawanya berderai, pipinya merona, wajahnya berseri-seri, matanya berbinar-binar. Sebaliknya jika penulis menggambarkan ekspresi kecewa dapat menjelaskan dengan frase seperti ini: tawanya hampa, senyumnya sinis, wajahnya dipalingkan, Dia menghela napas perlahan, dll. Bisa juga digunakan dalam penokohan lahir. Misalnya, jalannya membungkuk, matanya menonjol, rambutnya gimbal, sorot matanya tajam, bibirnya terkatup rapat. Inilah contoh-contoh gaya showing yang lebih menitikberatkan pada gambaran sensorik yang menggunakan semua visual. Jika digunakan di dalam novel, ceritanya semakin hidup dan membuat pembaca semakin terhanyut.  

Gaya showing dan telling dapat digunakan sesuai dengan konteks. Bisa juga digunakan secara kombinasi dalam satu paragraf.

Bondowoso, 23 November 2023

           

 

  

 

 

 



Entri yang Diunggulkan

Puisi-Puisiku

  Puisi-Puisiku Oleh: Khatijah   1.        MENDEKAP HARAP Kupatahkan ragu di tiang rapuh Menjaga rasa cita pada setia Di cadas lin...