Kreativitas Guru dalam Pembelajaran Menulis Cerpen
Kreativitas Guru dalam Pembelajaran Menulis Cerpen
Oleh: Khatijah
Kreativitas guru di dalam mengelola pembelajaran
juga mempunyai peranan penting. Walaupun guru hanya sebagi fasilitator tetapi
guru harus dapat mengelola pembelajaran dengan tepat, termasuk di dalam
menentukan metode, alat pembelajaran, dan teknik pembelajaran.
Contohnya keberhasilan pembelajaran menulis cerpen. Salah satu usaha guru untuk mengoptimalkan hasil
belajar di dalam pembelajaran menulis cerpen dapat menggunakan kerangka alur sebagai pedoman.
Di dalam teknik ini,
kegiatan dimulai dengan guru bersama-sama siswa membaca salah satu cerpen yang disediakan. Kemudian siswa
menganalisis unsur-unsur cerpen yang telah dibaca secara berkelopmpok termasuk
menganalaisis alur di dalam cerpen yang dijadikan model. Setelah itu, siswa mengingat-ingat
peristiwa yang pernah dialami dengan cara menggabarkan tokoh, setting tempat, waktu, dan suasana. Kemudian masing- masing siswa menyusun kerangka
alur. Selama proses pembelajaran guru
memfasilitasi siswa untuk menuangkan gagasanya di dalam bentuk cerita. Siswa
menuliskan pengalamannya sesuai dengan apa yang diingat. Hasilnya, tulisan
siswa diharapkan menggambarkan
sebuah cerita atau cerita pendek. Agar tulisan siswa tidak mengarah pada
laporan, siswa harus mentukan dulu permasalahan yang dihadapi oleh tokoh
cerita. Permasalahan ini nantinya yang akan menuntun konflik-konflik
berikutnya.
Kerangka Alur Sebagai
Pedoman Pembelajaran Menulis Cerpen
Kerangaka alur sebuah cerita dapat dijadikan pedoman didalam merangkai peristiwa- peristiawa
sehingga menjadi bentuk cerita atau cerpen. Karena kerangka memuat
bagian-bagian atau tahap-tahap peristiwa cerita itu berupa pengenalan, penampilan masalah, konflik meningkat, klimaks,
peleraian, penyelesaian, seperti
yang dikemukakan oleh Mafrukhi bahwa alur adalah rangkaian peristiwa yang
bagian-bagiannya meliputi pengenalan, penanjakan, klimaks, dan pengakhiran.
Dengan menggunakan alur, siswa akan tertuntun di
dalam mengisahkan peristiwa-peristiwa di dalam cerpen yang ditulisnya. Hal ini
dilakukan, mengingat secara umum siswa SMP masih pemula di dalam hal menulis
cerpen. Untuk itu, perlu dituntun dengan menggunakan kerangka alur di atas. Kerangka tersebut adalah kerangka alur yang
berjalan urut.Walaupun sebenarnya di dalam menulis cerita terdapat beberapa
alur yang dapat digunakan.Artinya tidak semua cerita selalu dimulai dengan
penampilan masalah dan dilanjutka urut seterusnya dan berakhir dengan
penyelesaian.Tetapi, dapat juga cerita dimulai dari bagian akhir, dan baru
menuju ke bagian-bagian sebelumnya, atau memulai dengan puncak konflik dulu,
atau merupakan gabungan.
Pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan
kerangka alur ini, disusun berdasarkan tahap-tahap. Tahap pertama siswa membaca
cerpen yang disediakan oleh guru. Kemudian tahap kedua, siswa berkelompok.
Masing-masing kelompok terdiri atas empat orang. Secara berkelompok, siswa
menganalisis tahap-tahap alur atau bagian-bagian alur. Setelah selesai, tahap
ketiga masing-masing kelompok mepresentasikan hasil diskusinya. Pada tahap ini
siswa memperoleh pemahaman tentang bagian-bagian alur. Misalnya bagian
pengenalan itu adalah bagian cerita yang mengenalkan tokoh cerita, tempat, dan
waktu cerita. Dengan demikian akan mempermudah penulisan cerpen nantinya,
karena sudah memperoleh pemahaman dari contoh. Setelah siswa memiliki pemahaman
tentang bagian-bagian alur yang diperoleh dari contoh cerpen yang didiskusikan,
dilanjutkan pada tahap berikutnya. Tahap keempat, siswa menulis kerangka alur
yang akan dijadikan sebagai pedoman untuk mengembangkan cerpen yang akan
ditulisnya. Dengan penekanan pada penampilan masalah harus lebih jelas. Karena
dari pemunculan masalah inilah akan terpicu konflik-konflik. Jika konflik di
dalam cerita tersebut sudah memuncak, maka siswa diharapkan memunculkan
peristiwa yang akan mengatasi konflik tersebut. Maka selesailah cerpen
sederhana tersebut. Selama proses pembelajaran tidak hanya siswa yang aktif,
tetapi guru juga harus aktif memotivasi dan memfasilitsi siswa. Bagi siswa yang
memiliki kemampuan lebih dari teman-temannya, boleh memulai ceritanya dari
bagian alur yang mana saja. Dengan kata lain boleh menggunakan alur yang tidak
berjalan runtut seperti yang terdapat pada kerangka alur. Tetapi, khusus pada
penelitian ini, penulis hanya menggunakan alur maju yaitu alur yang berjalan
runtut seperti pada kerangka alur tersebut. Hal ini penulis lakukan dengan
pertimbangan karena siswa masih sebagai penulis pemula yang belum berpengalaman
menulis cerita dengan alur yang lain.
Bondowoso, 14 Agustus
2023