Kebahasaan dalam Novel
Foto: Koleksi Pribadi
Kebahasaan dalam Novel
Oleh: Khatijah
Bahasa
merupakan hal terpenting yang harus diperhatikan di dalam menulis novel. Tanpa
bahasa tidak mungkin akan terwujud menjadi karya novel. Ada beberapa unsure
kebahasaan yang membangun novel.
1. Bahasa
Sehari-hari
Bahasa
yang digunakan di dalam menulis novel adalah bahasa sehar-hari karena novel
merupakan karya fiksi yang mengisahkan kehidupan sehari-hari. Bukan karya
ilmiah yang harus menggunakan bahasa resmi.
2.
Beragam Kosa Kata
Seorang
penulis novel harus kaya perbendaharaan kata sehingga kalimat-kalimatnya
bervariasi, tidak monoton dengan pilihan kata yang diulang-ulang. Sebab jika
miskin kosa kata, pembaca akan cepat bosan karena tidak menarik. Untuk mengatasi
miskin kata, penulis harus banyak membaca.
3.
Majas atau Gaya Bahasa
Keindahan
bahasa di dalam novel akan sangat
berpengaruh pada kenyamanan pembaca. Oleh karena itu, tidak hanya makna lugas
saja yang digunakan, tetapi berbagai makna termasuk majas juga digunakan. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI V) majas adalah cara melukiskan sesuatau
dengan jalan menyamakan dengan sesuatu yang lain; kiasan. Sedangkan gaya bahasa
dirtikan sebagai berikut. 1) pemanfaatan
atas kekayaan bahasa oleh seseorang dalam bertutur atau menulis2) pemakaian ragam
tertentu untuk memeperoleh efek-efek tertentu, 3) keseluruhan ciri-ciri bahasa
sekelompok penuli sastra, 4) cara khas dalam menyatakan pikiran dan perasaan
dalam bentuk tulis atau lisan.
Gorys
Keraf membagi majas menjadi 4 golongan. Majas perbandingan (metafora, personifikasi,
depersonifikasi, alegori, antitesis), majas pertentangan
(hiperbola, litotes, ironi, satire, paradoks, klimaks, antiklimaks), majas
pertautan (metonimis, sinekdoke, alusio, eufemisme, ellipsis), majas perulangan
( aliterasi, asonansi, antanaklasis, anafora, simploke.
Majas
dan gaya bahasa merupakan peristiwa pemakaian kata yang melewati batas-batas
maknanya yang lazim yang dapat menghidupkan atau meningkatkan efek dan
menimbulkan konotasi tertentu.
Majas
Perbandingan
Majas
Personifikasi adalah majas yang mengumpamakan benda bisa bertindak seperti
manusia.
Contoh
personifikasi
§ Rintik
gerimis mengantarmu melangkah.
§ Senja
telah memutus perjumpaan kita.
§ Sepi
ini sungguh merobek.
Majas
Metafora adalah perbandingan sifat dari dua hal yang berbeda.
Contoh
metafora
§ Hawa
dingin mendekapku erat dari bara rindu.
§ Taburan
kasih-Mu menjadi rinai di terik yang menyiksa.
Majas
Smile adalah perbandingan langsung yang ditandai dengan kata: bagai, seperti, ibarat,
bak, laksana.
Contoh
Smile:
§ Kondisinya
sungguh tidak berdaya ibarat gelatik patah sayap.
§ Lama
sekali menunggu kedatanganmu bak menantikan hujan di puncak kemarau.
4. Kalimat
Deskriptif
Kalimat
deskriptif digunakan untuk menggambarkan latar tempat, latar waktu, latar
suasana, dan penggambaran tokoh. Pendeskripsian baik latar, maupun perwatakan tokoh
harus rinci. Jadi, harus digambarkan tidak dikatakan.
Misalnya
tersenyum dapat digambarkan dengan kata-kata berikut.
§ Bibirnya
melengkung.
§ Matanya
menyipit.
§ Pipinya
memerah.
§ Matanya
berbinar.