Selasa, 30 Mei 2023

Cara Menemukan Ide Menulis

 

Cara Menemukan Ide Menulis

Oleh: Khatijah

Pernahkah Anda kesulitan mendapatkan ide menulis? Menulis merupakan kegiatan yang menyenangkan. Namun, biasanya terkendala dengan menemukan ide. Ide tidak datang begitu saja. Namun, kita harus memburunya. Sebenarnya banyak ide yang berseliweran di sekeliling kita. Namun, keraguan untuk mengangkatnya menjadi sebuah tulisan membuat kita tidak segera memulai menulis. Kadang-kadang terlalu banyak pertimbangan. Takut idenya kurang pas atau kurang menarik. Padahal kalau kita berani mengembangkan menjadi tulisan kadang akan membuat kita tercengang.

Kejadian-kejadian yang kita lihat, kita dengar, dan kita rasakan merupakan sumber ide yang tidak akan kering. Sesuatu yang pernah kita alami sendiri menjadi sumber ide yang luar biasa untuk beberapa genre tulisan. Misalnya saja kita pernah pergi ke suatu tempat yang meninggalkan kesan  mendalam dalam pikiran kitadapat menjadi sumber ide yang bagus. Jika kita akan menulisnya dalam bentuk fiksi, kita tinggal mengimajinasikan dengan peristiwa, tokoh, konflik dengan menggunakan setting tempat, suasana, dan waktu dengan tempat itu. Bisa juga kita mengangkatnya dalam bentuk reportase, kolom, atau jenis tulisan lain.  Sumber ide yang tidak mudah kering dari ingatan adalah pengalaman. Hal-hal yang pernah kita alami, entah itu suka maupun duka bisa dijadikan sumber penulisan.

Bagaimana cara berburu ide? Hal-hal yang mudah untuk untuk menggali ide:

Pertama, kita catat semua kejadian yang kita alami. Kita bisa mencatatnya di ponsel karena ponsel merupakan benda yang jarang lepas dari tangan kita. Bisa dengan cara membuat grup WA dengan anggota dua atau tiga orang terdekat. Kalau sudah terbentuk grup, lalu keluarkan anggota tersebut. Tinggalah kita sendiri yang menjadi anggota grup. Nah, dengan begitu, kita leluasa untuk mencatat apa saja yang kita lihat, kita dengar, kita rasakan. Selain mencatat kejadian, kita dapat memfoto atau memvideokan. Dari foto dan video kita akan menggali ide sebanyak-banyaknya.

Cara yang kedua, banyak membaca baik berupa karya orang lain atau berita. Taufik Ismail  pernah berpendapat “Rabun Membaca Lumpuh Menulis, kiranya hal itu benar adanya. Seseorang yang rajin membaca akan mudah menuangkan ide-ide cemerlang. Sedangkan orang yang jarang membaca akan kesulitan memunculkan ide. Orang yang sering membaca, akan mengembangkan kalimat dengan mudah. Dia akan menuliskan kalimat-kalimat mengalir begitu saja tanpa harus dipaksa. Hal itu sudah terbukti. Untuk itu membaca harus selalu kita lakukan setiap waktu.

Ketiga, ikut di komunitas penulis. Dengan ikut di komunitas ini kita akan termotivasi untuk menulis seperti yang dilakukan oleh anggota komunitas itu. Kita juga bisa membaca karya-karya mereka. Dari sini kita banyak mendapatkan ide menulis.

Keempat, berusaha dengan berpikir keras untuk menemukan ide. Memulai menulis dengan selalu mengasah semangat. Semangat yang tertanam di dalam diri kita, akan memudahkan kita mendapatkan ide penulisan. Mengapa bisa seperti itu? Jawabannya mudah. Jika  kita sudah bersemangat untuk menulis, kita akan berusaha keras. Di luar dugaan, jika kita mulai menulis kadang ide-ide bermunculan dengan sendirinya.

Mulailah menulis apa saja yang kita lihat, kita dengar, dan kita rasakan. Mulailah dengan satu kalimat. Teruslah berpikr fokus pada apa yang sudah kita tulis itu. Lanjutkan menuliskan kalimat-kalimat berikutnya dengan menggunakankata kata rujukan atau dengan repetisi dari inti yang kita biscarakan. Maka pengembangan ide-ide tentang tulisan kita akan mengalir. Berhenti sejenak, bukan merupakan masalah. Maka kalau ide sudah buntu berhentilah, kerjakan apa saja aktivitas kita yang biasa kita lakukan. Suatu ketika kadang-kadang kita mendapatkan ide baru untuk melanjutkan tulisan kita. Segera menuliskan ide yang kita dapatkan tersebut untuk mengembangkan tulisan yang sudah ada. Hal itu dilakukan agar ide tersebut tidak hilang.

 

Minggu, 28 Mei 2023

Teknik Menulis Berantai

 


Teknik Menulis Berantai 

Oleh: Khatijah


 Menulis Berantai merupakan salah satu teknik pembelajaran menulis yang dilakukan secara kelompok dengan melibatkan seluruh anggota kelompok  di dalam kelas. Semua siswa ikut berperan dalam menyusun kalimat-kalimat secara bergiliran. Kata ‘rantai’ tali dari cincin yang berkaitan (KBBI Offline).Yang dimaksud menulis berantai adalah menulis sebupah teks yang berupa paragraph-paragraf yang ditulis  secara berkaitan oleh antaranggota kelompok.Kelompok yang anggotanya terdiri atas 4—5 orang harus berperan semua di dalam menyampaikan ide secara tertulis. Caranya, pada pramenulis peserta didik mengamati atau membaca teks model laporan hasil observasi. Sambil membaca mereka diminta sambil menganalis struktur teks tersebut.Kegiatan ini berguna untuk mengingat kembali struktur teks laporan hasil observasi yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Perlu diingat kembali bahwa struktur teks laporan hasil observasi antara lain: judul, definisi umum, deskripsi bagian, dan deskripsi manfaat.

Kegiatan ini termasuk kegiatan mengamati pada pendekatan saintifik.Setelah itu, guru memfasilitasi peserta didik agar mereka menanyakan hal-hal yang tidak mereka ketahui.Hal ini merupakan perwujudan dari tahap ‘menanya’ pada pendekatan saintifik.Langkah berikutnya, guru memfasilitasi peserta didik di dalam kelompoknya untuk mengumpulkan informasi.

Dalam tahap mengumpulkan informasi ini seluruh anggota kelompok mengamati objek yang telah ditentukan oleh guru.Dari Sembilan kelompok, masing-masing mengamati objek yang berbeda. Kelompok 1 mengamati ruang Guru, Kelompok 2 mengamati Ruang TU, Kelompok 3 mengamati Ruang Bimbingan Konseling, Kelompok 4 mengamati Ruang Laboratorium IPA, Kelompok 5 mengamati Mushola, Kelompok 6 mengamati Lapangan Upacara, Kelompok 7 mengamati Lapangan Basket, Kelompok 8 mengamati Ruang Perpustakaan, dan Kelompok 9 mengamati Taman Sekolah.Kegiatan ini merupakan bagian dari pendekatan saintifik ‘mengamati’.Di dalam kegiatan ini semua anggota kelompok harus mencatat data-data yang mereka peroleh selama kegiatan mengamati. Data-data yang mereka peroleh dapat berupa hasil pengamatan langsung dari indra mereka terhadap objek, tetapi dapat berupa hasil wawancara dengan nara sumber.

Setelah mereka mendapatkan data yang dapat digolongkan jawaban dari apakah objek  yang diamati, apa saja bagian-bagian yang mendukung, dan apa manfaat objek yang diamati tersebut, semua kelompok kembali masuk kelas.Setelah sampai di kelas semua kelompok tetap duduk bersama kelompoknya. Selanjutnya mereka mengolah informasi. Data-data yang diperoleh pada saat mengumpulkan informasi diolah menjadi sebuah teks laporan hasil observasi. Sebelumnya setiap kelompok menyusn kerangka teks laporan hasil observasi, yang terdiri atas judul, definisi umum, deskripsi bagian, dan deskripsi manfaat. Setelah itu barulah kegiatan dilanjutkan dengan menyusun teks laporan  hasil observasi berdasarkan kerangka yang sudah disusun. Pada kegiatan mengembangkan kerangka inilah teknik menulis berantai diberlakukan.Setelah menuliskan judul, maka dimulailah menyusun paragraph yang berupa defiisi umum.

Peserta didik pertama menuliskan dua kalimat yang merupakan kalimat awal dari definisi umum, kemudian menuliskan namanya di dalam kurung.Setelah itu dilanjutkan peserta didik kedua melanjutkan  dengan menuliskan dua kalimat berikunya.Demikian juga anggota kelmpok yang ketiga juga melanjutkan dengan menulis dua kalimat. Disusul anggota kelompok keempat atau kelima melanjutkan dengan menulis dua kalimat.Demikianlah sehingga seluruh anggota kelompok menuliskan masing-masing dua kaliamat untuk definisi umum.Setelah itu dilanjutkan dengan paragraph yang berupa deskrisi bagian. Dalam mengembangkan deskripsi bagian caranya sama dengan pelaksanaan pengembangan paragraph sebelumnya.Setiap anggota kelompok menuliskan dua kalimat secara sambung menyambung secara koheren. Orang pertama menuliskan dua kalimat, disambung orang kedua dengan melanjutkan dua kalimat.Orang ketiga melanjutkan lagi dengan menulis dua kalimat.Dan orang keempat juga meneruskan dengan menulis dua kalimat.Selanjutnya mengembangkan deskripsi manfaat. Pelaksanaannya sama dengan pengembangan definisi umum dan deskripsi bagian.Kembali ke orang pertama menjelaskan manfaat dari sesuatu yang dijadikan objek penulisan atau yang didefinisikan dengan menulis dua kalimat. Dilanjutkan orang kedua dengan menuliskan dua kalimat.Orang ketiga menambah dua kalimat.Dan orang keempat juga menuliskan dua kalimat.

Penyusunan teks hasil observasi di atas masih berupa draf yang harus disempurnakan baik dari segi struktur teksnya, penggunaan kalimat, pilihan kata, dan ejaannya.Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran terus berlanjut pada tahap menyampaikan hasil.Pada tahap ini, semua kelompok di minta memajang hasil tulisannya. Setelah itu guru memberikan informasi agar setiap kelompok mengamati hasil kerja kelompok lain dengan cara mencatat kekurangan dan kelebihannya ditinjau dari struktur teks, penggunaan kalimat, pilihan kata, dan ejaan. Agar lebih efektif guru membagi tugas kelompok 1 mengamati hasil kerja kelompok 2, kelompok 2 mengamati hasil kerja kelompok 3, kelompok 3 mengamati hasil kerja kelompok 4, kelompok 4 mengamati hasil kerja kelompok 5, kelompok 5 mengamati hasil kerja kelompok 6, kelompok 6 mengamati hasil kerja kelompok 7, kelompok 7 mengamati hasil kerja kelompok 8, kelompok 8 mengamati hasil kerja kelompok 9, kelompok 9 mengamati hasil kerja kelompok 1.

 Setelah selesai mengamati hasil kerja kelompok lain, masing-masing kelompok menyampaikan kekurangan dan kelebihan hasil kerja kelompok yang diamati dengan memberikan bukti dan contoh-contoh.Dengan bimbingan guru,kelompok yang sudah mendapat komentar dari kelompok lain, mmemperbaiki kesalahan-kesalahan yang berkaitan dengan struktur, penggunan kalimat, pilihan kata, dan ejaan.Kemudian dilanjutkan dengan penulisan ulang atau penyempurnaan sehingga menjadi teks laporan hasil observasi.



Entri yang Diunggulkan

Puisi-Puisiku

  Puisi-Puisiku Oleh: Khatijah   1.        MENDEKAP HARAP Kupatahkan ragu di tiang rapuh Menjaga rasa cita pada setia Di cadas lin...