Tampilkan postingan dengan label Kolom. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kolom. Tampilkan semua postingan

Minggu, 13 Agustus 2023

Cara Mendeskripsikan Sesuatu

 

Cara Mendeskripsikan Sesuatu

Oleh : Khatijah


           

Dalam kegiatan menulis tidak lepas dengan mendeskripsikan sesuatu. Lebih-lebih jika kita menulis novel. Deskripsi di dalam novel harus benar-benar rinci. Mendeskripsikan berarti memaparkan atau menggambarkan dengan kata-kata secara jelas dan terperinci (KBBI). Ketika sering dihadapkan dengan aktivitas mendeskripsikan. Sesuatu yang dapat dideskripsikan meliputi berbagai macam objek. Misalnya benda, watak seseorang, fisik seseorang, kondisi suatu tempat, dan lain-lain.

Mendeskripsikan sesuatu sama halnya dengan mengonkretkan sesuatu. Artinya kegiatan mendeskripsikan harus dilakukan secara rinci agar objek yang dideskripsikan menjadi lebih konkret. Jika deskripsinya tepat, orang yang membaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan sendiri terhadap apa yang dideskripsikan. Agar deskripsinya lebih konkret, pilihan kata yang digunakan adalah kata-kata khusus bukan kata umum. Misalnya kita akan mendeskripsikan warna, maka warna itu dijelaskan secara rinci dengan kata khusus. Misalnya warna merah. Warna merah tergolong kata umum yaitu memiliki makna lebih luas. Agar lebih rinci kita gunakan kata khusus dari kata umum ‘merah’ misalnya merah cabe, merah hati, merah bata, merah marun, atau merah muda. Contoh lain, kata ‘indah’ (kata umum). Agar lebih rinci digunakan kata khusus dari kata ‘indah’ yaitu elok, molek, cantik, menawan, memesona. Misalnya akan menggambarkan sifat ‘baik’ maka yang digunakan kata yang pengertiannya lebih khusus yaitu tulus, jujur, ramah, rendah hati.Misalnya cuaca bisa dikatakan denngan kata khusus hujan, panas, mendung, berawan.

 Selain itu,paragraf deskripsi menggunakan kata-kata yang melibatkan kesan panca indra, yaitu indra penglihatan, indra pendengaran, indra peraba, indra pengecap, indra penciuman. Misalnya, Air bening dengan buih-buih kecil.(kesan indra penglihatan),deru angin yang menakutkan,(indra pendengaran), udara sejuk (indra peraba).

Dalam mendeskripsikan sesuatu juga bisa menggunakan majas perbandingan. Misalnya: Angin bertiup spoi-spoi mengelus wajah para pengunjung. Angin dibandingkan memiliki sifat seperti manusia yaitu mengelus. Paragraf deskripsi merupakan paragraf yang bersifat personal, maka akan muncul kata-kata yang menggambarkan emosi kuat seperti memesona, mengagumkan, merana, amarah dan sebagainya.

 Langkah pertama di dalam mendeskripsikan sesuatu adalah mengidentifikasi objeknya terlebih dahulu. Misalnya apa nama objeknya. Kalau objeknya berupa tempat dijelaskan dimana letaknya secara detil, di desa mana, kecamatan mana, kabupaten mana dan seterusnya. Kalau objeknya berupa benda juga harus dijelaskan keadaan benda itu mulai dari bentuknya seperti apa, warnanya bagaimana, ukurannya seberapa dan lain-lain. Setelah itu, dideskripsikan bagian-bagian dari objek yang dideskripsikan.Misalnya buah kelapa. Bagian-bagiannya harus dijelaskan. Misalnya kulit luarnya yang disebut sabut. Bagian kulit dalam yang keras yang disebut batok. Bagian daging kelapa yang berwarna putih dan air kelapa yang rasanya manis. Dengan pendeskripsian yang rinci maka akan muncul kesan terhadap sesuatu yang dideskripsikan. Kesan terhadap objek tersebut akan menjadi penutup deskripsi kita.

Demikian cara mendeskripsikan sesuatu sehingga tulisan kita akan mudah dipahami oleh para pembaca.

 

                                    Bondowoso, 13 Agustus 2023

 

Rabu, 20 Juli 2022

Tokoh Dalam Novel

 



Tokoh Dalam Novel

 

Tokoh-tokoh dalam cerita novel memiliki karakter atau watak masing-masing. Seperti kehidupan di dunia nyata, tokoh-tokoh itu memiliki karakter atau watak yang berbeda-beda. Ada yang berkarakter baik, ada pula yang memiliki karakter jahat, pemalu, penakut dan sebagainya. Dengan mengenal karakter tokoh-tokoh dalam cerita ,kita dapat menyikapi berbagai karakter yang kita temui di dalam kehidupan nyata.

 

            Di dalam novel ditemukan tokoh dengan karakter masing-masing. Seperti halnya hidup di masyarakat, kita juga sering menemukan karakter orang yang berbeda-beda. Dengan biasa mengenal karakter tokoh-tokoh, maka kita dapat  meniru karakter yang baik, dan tidak mencontoh karakter yang tidak baik.Membaca novel sangat bermanfaat, karena dari novel tersebut kita dapat mempelajari kehidupan.

 

Bacalah penggalan novel remaja berikut!

Bu Rini hanya diam. Pertanyaan Farel bak sembilu meretas hati dan jantungnya. Rasa sakit itu kembali ia rasakan. Dian memang tidak punya ayah. Sejak kecil ia tak mendapatkan kasih sayang ayah. Setiap ada pertanyaan tentang ayah Dian, wanita ini hanya menahan air matanya agar tidak tumpah. Terlalu naif baginya menangis di depan orang banyak hanya karena laki-laki. Ia sudah membuktikan kepada orang-orang yang melihatnya sebelah mata bahwa ia bisa mendidik dan membesarkan Dian tanpa laki-laki. Dian tumbuh menjdi gadis yang pintar, dan saleha.  Ia  bingung mau menjawab Farel bagaimana. Apakah ia akan mengatakan sesungguhnya atau ia akan memberikan jawaban seperti yang diberikan kepada Dian. Wanita itu sudah terlanjur merahasiakan keberadaan ayah Dian yang sesungguhnya. Ia menceritakan kepada Dian bahwa ayahnya sudah meninggal Dunia. Ia memang tidak pernah mendengar kabar tentang Hendro mantan suaminya itu. Namun, ia yakin bahwa laki-laki itu masih hidup. Hanya saja ia tidak pernah tahu di mana ia berada. Sejak Dian masih bayi, laki-laki itu tidak pernah menampakkan batang hidungnya.

“Nak Farel pulang saja, biarkan saya sendirian menjaga Dian,” kata Bu Rini.

“Ya,Bu,” sahut Farel.

Malam terus merangkak. Waktu sudah menunjukkan pukul 22.00. Farel belum segera beranjak dari duduknya. Ia merasa kasihan kepada Bu Rini yang harus menjaga Dian sendirian. Ia belum mendapatkan jawaban dari Bu Rini tentang ayah Dian. Apakah ayah Dian mau datang atau tidak. Ketika ditanya, Bu Rini mengalihkan perhatian. Di sisi lain,  Farel tidak tenang karena ia belum berpamitan dengan ayah dan ibunya.

Tiba-tiba HP Farel berbunyi.

“Halo,” sahut Farel.

“Kamu lagi di mana, Farel?” tanya ayahnya.

“Di rumah sakit, Yah,” jawab Farel, “ngantarkan teman yang kecelakaan,” jelasnya.

(Selendang Merah Jambu: Khatijah. Halaman 67)


Setelah membaca kutipan novel di atas tentu perasaan Anda senang sekali. Apa lagi kalau Anda membaca novelnya yang utuh, pasti lebih menyenangkan.

Novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian peristiwa cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya.Selain senang, pasti Anda dapat menentukan karakter tokoh-tokoh yang terdapat di dalam novel tersebut. Karakter adalah watak yang melekat pada diri tokoh. Tokoh-tokoh yang terdapat di dalam kutipan novel di atas memiliki karakter yang berbeda-beda. Di dalam novel terdapat tokoh-tokoh.

Tokoh adalah yang memerankan cerita dalam novel tersebut. Tokoh novel ada bermacam-macam. Ada tokoh utama, dan ada tokoh sampingan/ tokoh pembantu.

Tokoh utama adalah tokoh yang memiliki peran utama di dalam cerita tersebut.

Tokoh tambahan atau tokoh sampingan adalah tokoh yang memiliki peran membantu jalannya cerita.

Menurut karakter tokoh, dapat dibedakan menjadi :

1.    Tokoh Protagonis adalah tokoh yang memiliki karakter baik.

2.    Tokoh Antagonis adalah tokoh yang memiliki karakter jahat.

3.    Tokoh Tritagonis adalah tokoh yang bersfat netral, yang berfungsi menjadi pelerai dalam cerita tersebut.

Misalnya ada yang karakternya baik, ada yang berkarakter jahat, ada yang penakut. Tokoh-tokoh dalam kutipan novel di atas dapat kita analisis karakternya.

 

 

 

Sumber: 1.Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia. Klas 7. Semester 2. Tokoh Novel. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten BondowosoTahun 2017. Oleh : Khatijah

                2. Selendang Merah Jambu. Novel. MediaGuru.Khatijah


 

 

 

Kamis, 14 Juli 2022

Berburu Ide Menulis

 

                                                            Foto: Koleksi Pribadi
                                                        
                                                       
    
                                                            Berburu Ide Menulis

Oleh: Khatijah

Menulis merupakan kegiatan yang menyenangkan. Namun, biasanya terkendala dengan menemukan ide. Ide tidak datang begitu saja. Namun, kita harus memburunya. Sebenarnya banyak ide yang berseliweran di sekeliling kita. Namun, keraguan untuk mengangkatnya menjadi sebuah tulisan membuat kita tidak segera memulai menulis. Kadang-kadang terlalu banyak pertimbangan. Takut idenya kurang pas atau kurang menarik. Padahal kalau kita berani mengembangkan menjadi tulisan kadang akan membuat kita tercengang.

Kejadian-kejadian yang kita lihat, kita dengar, dan kita rasakan merupakan sumber ide yang tidak akan kering. Sesuatu yang pernah kita alami sendiri menjadi sumber ide yang luar biasa untuk beberapa genre tulisan. Misalnya saja kita pernah pergi ke suatu tempat yang meninggalkan kesan  mendalam dalam pikiran kitadapat menjadi sumber ide yang bagus. Jika kita akan menulisnya dalam bentuk fiksi, kita tinggal mengimajinasikan dengan peristiwa, tokoh, konflik dengan menggunakan setting tempat, suasana, dan waktu dengan tempat itu. Bisa juga kita mengangkatnya dalam bentuk reportase, kolom, atau jenis tulisan lain.  Sumber ide yang tidak mudah kering dari ingatan adalah pengalaman. Hal-hal yang pernah kita alami, entah itu suka maupun duka bisa dijadikan sumber penulisan.

Bagaimana cara berburu ide? Hal-hal yang mudah untuk untuk menggali ide:

Pertama, kita catat semua kejadian yang kita alami. Kita bisa mencatatnya di ponsel karena ponsel merupakan benda yang jarang lepas dari tangan kita. Bisa dengan cara membuat grup WA dengan anggota dua atau tiga orang terdekat. Kalau sudah terbentuk grup, lalu keluarkan anggota tersebut. Tinggalah kita sendiri yang menjadi anggota grup. Nah, dengan begitu, kita leluasa untuk mencatat apa saja yang kita lihat, kita dengar, kita rasakan. Selain mencatat kejadian, kita dapat memfoto atau memvideokan. Dari foto dan video kita akan menggali ide sebanyak-banyaknya.

Cara yang kedua, banyak membaca baik berupa karya orang lain atau berita. Taufik Ismail  pernah berpendapat “Rabun Membaca Lumpuh Menulis, kiranya hal itu benar adanya. Seseorang yang rajin membaca akan mudah menuangkan ide-ide cemerlang. Sedangkan orang yang jarang membaca akan kesulitan memunculkan ide. Orang yang sering membaca, akan mengembangkan kalimat dengan mudah. Dia akan menuliskan kalimat-kalimat mengalir begitu saja tanpa harus dipaksa. Hal itu sudah terbukti. Untuk itu membaca harus selalu kita lakukan setiap waktu.

Ketiga, ikut di komunitas penulis. Dengan ikut di komunitas ini kita akan termotivasi untuk menulis seperti yang dilakukan oleh anggota komunitas itu. Kita juga bisa membaca karya-karya mereka. Dari sini kita banyak mendapatkan ide menulis.

Keempat, berusaha dengan berpikir keras untuk menemukan ide. Memulai menulis dengan selalu mengasah semangat. Semangat yang tertanam di dalam diri kita, akan memudahkan kita mendapatkan ide penulisan. Mengapa bisa seperti itu? Jawabannya mudah. Jika  kita sudah bersemangat untuk menulis, kita akan berusaha keras. Di luar dugaan, jika kita mulai menulis kadang ide-ide bermunculan dengan sendirinya.

Mulailah menulis apa saja yang kita lihat, kita dengar, dan kita rasakan. Mulailah dengan satu kalimat. Teruslah berpikr fokus pada apa yang sudah kita tulis itu. Lanjutkan menuliskan kalimat-kalimat berikutnya dengan menggunakankata kata rujukan atau dengan repetisi dari inti yang kita biscarakan. Maka pengembangan ide-ide tentang tulisan kita akan mengalir. Berhenti sejenak, bukan merupakan masalah. Maka kalau ide sudah buntu berhentilah, kerjakan apa saja aktivitas kita yang biasa kita lakukan. Suatu ketika kadang-kadang kita mendapatkan ide baru untuk melanjutkan tulisan kita. Segera menuliskan ide yang kita dapatkan tersebut untuk mengembangkan tulisan yang sudah ada. Hal itu dilakukan agar ide tersebut tidak hilang.

 

Sabtu, 25 Juni 2022

Pidato Sambutan Pisah Kenal

 


 Contoh Pidato Sambutan Pisah Kenal Antara Pejabat Lama dan Pejabat Baru

Pidato Sambutan Pisah Kenal  Bapak Prayit, S.Pd dan Bapak Nurhadi, S.Pd,M.MPd.

Oleh : Khatijah

Bismillahirohmanirrohim,

Asalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh

Yang terhormat, Bapak Haji Haeri, M.Pd Pengawas SMP Kabupaten Bondowoso,

Yang saya hormati, Bapak Haji Prayitno, S.Pd dan Bapak Nurhadi, S.Pd, M.MPd.

Bapak Ibu dari SMPN 1 Prajekan, juga Bapak Ibu dari SMPN 1 Tapen yang saya banggakan.

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah swt, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kita bisa bertemu di tempat ini untuk mengikuti acara Pisah Kenal Bapak Haji Prayitno, S.Pd dengan Bapak Nurhadi, S.Pd,M.MPd

Shalawat dan salam kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, sahabat dan kelurganya.

Bapak Ibu, izinkan saya sejenak berdiri di sini untuk menyampaikan sambutan sebagai perwakilan dari keluarga besar SMPN 1 Tapen.

Pertama saya menyampaikan terima kasih kepada Bapak Haji Prayitno yang banyak membimbing, mengayomi, dan memimpin kami di sekolah ini dengan sabar. Selama Bapak menjadi Kepala Sekolah di sekolah ini, Bapak telah banyak memberikan arahan dan bimbingan serta hal-hal yang patut diteladani. Dari sana kami belajar untuk menjadi guru dan karyawan yang baik dalam melayani siswa agar menjadi generasi sesuai harapan bangsa. Tentu saja selama kita bersama-sama melaksanakan tugas di sekolah ini, banyak hal yang tidak berkenan di hati Bapak. Entah ucapan, sikap, dan tingkah laku. Untuk itu, saya mewakili teman-teman guru dan karyawan mohon maaf.

Selanjutnya, kami hanya bisa mendoakan semoga di tempat yang baru, Bapak mendapatkan lingkungan yang baik dan diberikan kesehatan sehingga Bapak bisa bekerja dengan tenang, mengabdi sepenuh hati buat anak bangsa. Semoga semuanya menjadi ladang amal di sisa masa pengabdian Bapak sebagai ASN. Selanjutnya, kami, seluruh guru dan karyawan di SMPN 1 Tapen berharap, meski Bapak sudah dipindahtugaskan di SMPN Wonosari, tidak mengubah silaturahmi yang sudah terjalin baik.

Yang kedua, saya menyampaikan selamat datang di SMPN 1 Tapen kepada Bapak Nurhadi, S.Pd M.MPd. Kami siap menerima dan bekerjasama dengan Bapak dalam memajukan SMPN 1 Tapen ini. Selain itu, kami berharap Bapak mau membimbing kami dari hati, sehingga kami bisa melaksanakan tugas-tugas kami lebih baik lagi. Tidak lupa kami sampaikan bahwa kami juga menunggu program-program unggulan dari Bapak sebagai gebrakan semangat bertugas di sekolah ini.

Bapak ibu dan hadirin, selanjutnya, saya dan teman-teman SMPN 1 Tapen hanya bisa mengucapkan selamat jalan kepada Bapak Haji Prayitno, selamat bertugas di sekolah baru dan mengucapkan selamat datang kepada Bapak Nurhadi, S.Pd, M.MPd. untuk memimpin kami di SMPN 1 Tapen ini.

Sekian, kurang lebihnya mohon maaf dan saya akhiri wasalamualaikum wrwb.

Bondowoso, 11 Januari 2022

MENGELOLA SEMANGAT MENULIS

 

MENGELOLA SEMANGAT MENULIS

Oleh : Khatijah


 

            Menulis merupakan aktivitas yang mengharuskan seseorang bisa bersikap sabar, ulet, dan telaten. Prinsip ini harus dipegang teguh oleh seorang penulis. Tanpa prinsip ini kemungkinan semangat kita mudah down. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti kata sabar  yang pertama adalah  tahan terhadap cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati); tabah. Sedangkan arti kedua, sabar adalah tenang; tidak tergesa-gesa; tidak terburu nafsu.

Kata ulet memiliki arti liat; kuat (tidak mudah putus, tidak getas); tidak mudah putus asa yang disertai kemauan keras dalam berusaha mencapai tujuan dan cita-cita. Arti kata telaten, masih menurut KBBI adalah sabar dan teliti (dalam mengerjakan sesuatu); cermat.

            Jika kita mengkaji ketiga kata tersebut artinya saling berkaitan satu sama lain. Jadi, intinya menjadi seorang penulis harus memiliki semangat tinggi, memiliki kemauan keras, tidak mudah putus asa, dan teliti dalam menuangkan setiap gagasan di dalam tulisannya. Prinsip ini akan membuat seorang penulis tidak goyah jika mendapatkan sebuah cobaan. Misalnya menghadapi banyaknya kritik terhadap tulisan kita. Penulis dilarang alergi terhadap kritik. Kritik selalu kita jadikan pembangun semangat untuk menulis lebih baik lagi. Kritik juga menjadi support bahwa kita pasti bisa menjadi penulis hebat.

            Penulis selalu teringat bahwa di balik aktivitas menulis ini ada tujuan yang tidak boleh ditinggalkan. Pertama menulis merupakan aktivitas yang berhubungan dengan hobi. Karena sudah menjadi kesenangan hati, maka dengan menulis sama dengan menciptakan suasana hati menjadi senang. Hal itu bisa kita rasakan setelah kita menyelesaikan tulisan kita. Disitulah terjadi katarsis dalam diri kita. Ada perasaan lega, senang, dan bahagia.

            Selain menulis dapat membahagiakan hati diri sendiri, menulis menjadi aktivitas yang dapat mencerdaskan otak. Proses cerdas itu dapat kita peroleh saat kita memaksakan diri untuk menuliskan ide-ide, memilih kata, menyusun kalimat, bahkan sampai pada teknik penulisan. Semua itu tidak serta merta kita dapatkan. Namun, proses belajar yang luar biasa sangat  kita perlukan. Misalnya saja, kita akan menuliskan sebuah ide. Kita dituntut untuk  memilih, memecah menjadi sub-sub ide, dan mengurutkan agar sub-sub ide yang kita kembangkan menjadi sistematis. Bukankah ini merupakan proses berpikir yang perlu kita asah? Demikian juga dalam memilih kata dan menyusun kalimat. Kita pasti selalu mempertimbangkan pemilihan kata sesuai dengan jenis tulisan kita. Apakah jenis tulisan yang memerlukan kata-kata denotatif, atau tulisan yang memerlukan bahasa yang bermakna konotatif, kias, dan simbolis? Kita perlu membuka kamus, misalnya Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sebelum kita memilih kata yang cocok digunakan di dalam tulisan kita. Selain itu, kita juga mempertimbangkan susunan kalimat yang akan kita tulis. Kita harus selalu belajar Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) agar penulisan kita benar. Nah, di sinilah kita akan membentuk diri menjadi pribadi yang literat. Semakin literat, semakin cerdas.

            Dalam setiap tulisan pasti terkandung nilai-nilai yang akan kita tanamkan atau akan kita informasikan kepada pembaca. Itulah tujuan utama kita menulis. Bahagia rasanya bisa menuliskan hal-hal yang bermanfaat bagi orang lain. Entah itu berupa informasi langsung ataupun berupa pesan moral yang tersirat dalam setiap karya fiksi dan puisi. Jika kita mengingat hal-hal di atas, tidak mungkin ada kata putus asa bagi seorang penulis.

Mulailah menulis tentang apa saja. Jadikan kebiasaan yang tidak memberatkan. Semoga bermanfaat.

 

 

Minggu, 19 Juni 2022

Taman Wisata Keong Mas


Senin, 13 Juni 2022

Menuis Cerita Fiksi Bikin Nagih @2


 

Menuis Cerita Fiksi Bikin Nagih

@2

Oleh : Kahtijah, S.Pd

Seperti sudah saya tuliskan pada tulisan sebelumnya, bahwa di dalam tulisan fiksi kita menghadirkan tokoh-tokoh. Ada tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh utama adalah tokoh yang paling banyak berperan di dalam cerita. Tokoh utama didefinisikan sebagai orang yang punya pengaruh paling besar dibanding tokoh lainnya. Dia berpotensi mengubah alur, membuat konflik, bahkan menyelesaikan permasalahan yang diceritakan (Nurgiantoro). Seperti layaknya manusia, tokoh-tokoh dalam cerita juga memiliki ciri, kebiasaan, dan sifat-sifat yang membedakan antara tokoh yang satu dengan tokoh lain. Dalam cerita pendek atau novel, penulis lebih leluasa menggambarkan karakter tokoh atau penokohan. Penokohan meliputi penokohan lahir dan penokohan batin.

Penokohan lahir adalah penggambaran ciri fisik tokoh. Misalnya menggambarkan bagaimana warna kulitnya, rambutnya, hidungnya, cara berjalannya dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya dapat dibaca pada contoh di bawah ini.

Mirna Arsita, nama lengkap gadis itu. Teman-teman di kampus hampir semua mengenalnya. Sosok berkulit kuning langsat itu selalu menyapa lebih dulu kepada orang yang ditemuinya. Oleh karenanya, siapa pun yang bertemu dengannya pasti cepat akrab. Dalam suasana bagaimana pun, ia tidak lepas dari make up tipis yang menambah penampilan wajahnya tampak segar. Lesung pipit di wajahnya menjadi ciri khas bagi dirinya yang selalu tampak tersenyum. Karena orang tuanya tergolong berada, penampilannya pun selalu trendi. (Khatijah: Sejingga Rembulan)

Sedangkan penokohan batin merupakan penggambaran sifat, watak, kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh tokoh. Misalnya pemberani, pemaaf, pendendam, penakut dll. Berikut contoh penggambaran sifat tokoh Farel yang penyabar.

Keikhlasan Farel menerima sikapnya sangat diapresiasi oleh Dian. Betapa anak muda itu memiliki kebesaran hati yang luar biasa. Sejak nomor HP-nya diblokir, tidak disapa, hingga sekarang terkesan dicuekin, diterimanya tanpa sikap yang menunjukkan marah atau tidak senang. Sikapnya yang tidak menunjukkan tidak mengejar jawaban, sangat dipujinya. Demikian juga sikap tidak memaksakan perasaan orang lain seperti apa yang dikehendaki, membuat Dian semakin menghargai anak muda itu.( Khatijah : Selendang Merah Jambu)

Penulis dapat menyampaikan analisis sifat atau karakter tokoh itu dengan berbagai teknik. Bisa dengan cara menjelaskan secara langsung seperti pada contoh di atas. Bisa juga melalui dialog antartokoh, melalui penjelasan tokoh lain, atau melalui ucapan dan tingkah laku tokoh. 

Selain tokoh dan penokohan, latar atau setting menjadi bagian yang tidak kalah pentingnya dengan unsur pembangun cerita yang lain. Penggambaran setting yang kuat akan membantu pembaca memaknai isi cerita. Setting merupakan bagian cerita yang menggambarkan waktu, tempat, dan suasana sebuah peristiwa terjadi.

Bondowoso, 9 November 2021

  

 

Selasa, 27 Januari 2015

Sebuah Catatan

Hari Ini

Subhanallah, hari ini aku hepi banget. Gak tahu ya, apa karena tugasku sudah seleasi, atau karena flu yang sempat mampir beberapa hari ini sudah tak terasa lagi, alhamdulillah. Pagi-pagi aku sudah bisa jalan-jalan pagi dengan tetangga sebelahku'Bu Sigit". Hal itu biasa kulakukan, jika aku merasa sehat dan tidak ada tugas yang mengharuskanku melakukannya lebih pagi. Selesai sholat shubuh..emmz..sekitar pukul 04.15 aku sudah mulai bersiap-siap. Celana panjang (khusus untuk olah raga) dan kaos adalah pakain yang wajib kugunakan saat itu. Soalnya, dengan pakaian begitu lebih enak, nyantai, dan menyerap keringat.
Jalan-jalan pagi menjadi olah raga rutin yang kulakukan dalam tiga bulan terakhir ini. Selain olah raga ini murah, manfaatnya terasa sekali bagiku. Betapa tidak, udara pagi yang masih segar dapat kuhirup dengan leluasa. Badan terasa fresh dan menjadi lebih sehat. Habis bisa senam hanya seminggu tiga kali saja. Itu pun kalau tidak ada aral melintang he he..
Wah, ada insiden menggelikan tadi pagi. Saat jalan-jalan tadi aku hanya memakai sandal jepit.Dengan semangat full aku berjalan  menyusuri gang-gang yang ada di Perumahan Kembang.Sembari bercerita kesana kemari tak kusangka kakiku tersandung tanaman yang ada di pinggir jalan menuju SMP 5. Auuuu...sandal jepitku pun putus...aku harus jalan tanpa sandal nih...aduh sakit...tidak biasa sih..
"Itu lebih bagus, Bu", kata Bu Sigit sambil melepas sandalnya yang tak bermasalah..(solidaritasnya tinggi...he he). Tapi kami harus ekstra hati-hati. Selain, kaki terasa sakit, kami juga takut kalau ada duri atau pecahan kaca.Dengan hati-hati, tapi tetap bersemangat,akhirnya kaki kami berdua selamat, alhamdulillah..














Entri yang Diunggulkan

Puisi-Puisiku

  Puisi-Puisiku Oleh: Khatijah   1.        MENDEKAP HARAP Kupatahkan ragu di tiang rapuh Menjaga rasa cita pada setia Di cadas lin...