Teknik Telling dan Showing dalam Novel
Oleh:
Khatijah
Setiap
penulis novel harus mengenal istilah telling dan showing. Dua teknik ini secara
tidak langsung selalu digunakan dalam proses kreatif menarasikan bagian-bagian cerita
novel seperti karakter dan peristiwa. Pertanyaannya, apakah yang dimaksud
dengan teknik telling dan teknik showing? Manakah di antara dua teknik ini yang
lebih dianjurkan untuk digunakan? Bagaimana implikasinya terhadap pembaca?
Teknik
Telling
Telling
= bercerita (Wikipedia)
Dikutip
dari pendapat Cahyadi Takariawan dalam https://ruangmenulis.id/pilih-telling-atau-showing
gaya telling digunakan dalam mengungkapkan karakter atau sifat tokoh dan peristiwa
atau kejadian yang bercorak abstrak dan tidak melibatkan pembaca untuk
berimajinasi bebas.
Teknik
telling digunakan ketika penulis menjelaskan sesuatu dan langsung memberikan
kesimpulan. Penulis tidak memberikan ruang kepada pembaca untuk menikmati
deskripsi yang menggambarkan apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan oleh
tokoh cerita. Padahal pembaca perlu mendapatkan gambaran secara konkret
Misalnya dalam mengungkap kata sifat, besar, cantik, marah, gembira, sedih.
Kata-kata tersebut tidak memberikan gambaran secara jelas dan kongkret. Kalau
yang diungkap kata besar seharusnya dijelaskan, besarnya seperti apa. Kalau
cantik, kategori cantik itu seperti apa. Kalau marah, tandanya bagaimana. Demikian
juga dengan kata gembira dan sedih yang sebenarnya dapat diungkapkan hal-hal
yang bisa diterangkan ciri-cirinya. Akan tetapi, dalam teknik telling tidak ada
deskripsi atau gambaran tentang kata-kata itu.
Contoh:
Teknik telling
Pak
Reso sangat sedih memikirkan nasibnya.
Teknik
Showing
Masih
berasal dari sumber yang sama, teknik showing menggambarkan bukan hanya
mengatakan tentang peristiwa atau karakter tokoh. Teknik ini berusaha
menciptakan gambaran dari dunia konkret ke alam pikiran pembaca.
Teknik
showing menjadi pilihan yang paling tepat untuk menarasikan karakter dan
peristiwa yang dialami tokoh. Teknik ini berusaha menjelaskan, menggambarkan,
menerangkan sedetail-detailnya sehingga pembaca dapat memiliki gambaran nyata.
Tidak hanya itu saja, tetapi pembaca lebih bebas menikmati karya yang dibaca dan
bebas berimajinasi seluas-luasnya. Pembaca bebas membuat simpulan sendiri dari
sajian yang sudah dipaparkan oleh penulis.
Teknik
showing merupakan kebalikan dari teknik telling. Jika penulis akan mengungkap
keadaan tokoh yang sedang bergembira bisa ditulis secara rinci. Misalnya,
tawanya berderai, pipinya merona, wajahnya berseri-seri, matanya
berbinar-binar. Sebaliknya jika penulis menggambarkan ekspresi kecewa dapat menjelaskan
dengan frase seperti ini: tawanya hampa, senyumnya sinis, wajahnya dipalingkan,
Dia menghela napas perlahan, dll. Bisa juga digunakan dalam penokohan lahir.
Misalnya, jalannya membungkuk, matanya menonjol, rambutnya gimbal, sorot
matanya tajam, bibirnya terkatup rapat. Inilah contoh-contoh gaya showing yang
lebih menitikberatkan pada gambaran sensorik yang menggunakan semua visual.
Jika digunakan di dalam novel, ceritanya semakin hidup dan membuat pembaca
semakin terhanyut.
Gaya
showing dan telling dapat digunakan sesuai dengan konteks. Bisa juga digunakan
secara kombinasi dalam satu paragraf.
Bondowoso,
23 November 2023
Tidak ada komentar:
Write Comments