Senin, 14 Agustus 2023

Kreativitas Guru dalam Pembelajaran Menulis Cerpen

 

Kreativitas Guru dalam Pembelajaran Menulis Cerpen

Oleh: Khatijah


Kreativitas guru di dalam mengelola pembelajaran juga mempunyai peranan penting. Walaupun guru hanya sebagi fasilitator tetapi guru harus dapat mengelola pembelajaran dengan tepat, termasuk di dalam menentukan metode, alat pembelajaran, dan teknik pembelajaran.

Contohnya keberhasilan pembelajaran menulis cerpen. Salah satu usaha guru untuk mengoptimalkan hasil belajar di dalam pembelajaran menulis cerpen dapat menggunakan kerangka alur sebagai pedoman.  Di dalam teknik ini, kegiatan dimulai dengan guru bersama-sama siswa membaca salah satu cerpen yang disediakan. Kemudian siswa menganalisis unsur-unsur cerpen yang telah dibaca secara berkelopmpok termasuk menganalaisis alur di dalam cerpen yang dijadikan model. Setelah itu, siswa mengingat-ingat peristiwa yang pernah dialami dengan cara menggabarkan tokoh, setting tempat, waktu, dan suasana. Kemudian masing- masing siswa menyusun kerangka alur.  Selama proses pembelajaran guru memfasilitasi siswa untuk menuangkan gagasanya di dalam bentuk cerita. Siswa menuliskan pengalamannya sesuai dengan apa yang diingat. Hasilnya, tulisan siswa diharapkan menggambarkan sebuah cerita atau cerita pendek. Agar tulisan siswa tidak mengarah pada laporan, siswa harus mentukan dulu permasalahan yang dihadapi oleh tokoh cerita. Permasalahan ini nantinya yang akan menuntun konflik-konflik berikutnya.

Kerangka Alur Sebagai Pedoman  Pembelajaran Menulis Cerpen

Kerangaka alur sebuah cerita dapat dijadikan pedoman didalam merangkai peristiwa- peristiawa sehingga menjadi bentuk cerita atau cerpen. Karena kerangka memuat bagian-bagian atau tahap-tahap  peristiwa cerita itu berupa  pengenalan, penampilan masalah, konflik meningkat, klimaks, peleraian, penyelesaian, seperti yang dikemukakan oleh Mafrukhi bahwa alur adalah rangkaian peristiwa yang bagian-bagiannya meliputi pengenalan, penanjakan, klimaks, dan pengakhiran.

Dengan menggunakan alur, siswa akan tertuntun di dalam mengisahkan peristiwa-peristiwa di dalam cerpen yang ditulisnya. Hal ini dilakukan, mengingat secara umum siswa SMP masih pemula di dalam hal menulis cerpen. Untuk itu, perlu dituntun dengan menggunakan kerangka alur di atas. Kerangka tersebut adalah kerangka alur yang berjalan urut.Walaupun sebenarnya di dalam menulis cerita terdapat beberapa alur yang dapat digunakan.Artinya tidak semua cerita selalu dimulai dengan penampilan masalah dan dilanjutka urut seterusnya dan berakhir dengan penyelesaian.Tetapi, dapat juga cerita dimulai dari bagian akhir, dan baru menuju ke bagian-bagian sebelumnya, atau memulai dengan puncak konflik dulu, atau merupakan gabungan.



Pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan kerangka alur ini, disusun berdasarkan tahap-tahap. Tahap pertama siswa membaca cerpen yang disediakan oleh guru. Kemudian tahap kedua, siswa berkelompok. Masing-masing kelompok terdiri atas empat orang. Secara berkelompok, siswa menganalisis tahap-tahap alur atau bagian-bagian alur. Setelah selesai, tahap ketiga masing-masing kelompok mepresentasikan hasil diskusinya. Pada tahap ini siswa memperoleh pemahaman tentang bagian-bagian alur. Misalnya bagian pengenalan itu adalah bagian cerita yang mengenalkan tokoh cerita, tempat, dan waktu cerita. Dengan demikian akan mempermudah penulisan cerpen nantinya, karena sudah memperoleh pemahaman dari contoh. Setelah siswa memiliki pemahaman tentang bagian-bagian alur yang diperoleh dari contoh cerpen yang didiskusikan, dilanjutkan pada tahap berikutnya. Tahap keempat, siswa menulis kerangka alur yang akan dijadikan sebagai pedoman untuk mengembangkan cerpen yang akan ditulisnya. Dengan penekanan pada penampilan masalah harus lebih jelas. Karena dari pemunculan masalah inilah akan terpicu konflik-konflik. Jika konflik di dalam cerita tersebut sudah memuncak, maka siswa diharapkan memunculkan peristiwa yang akan mengatasi konflik tersebut. Maka selesailah cerpen sederhana tersebut. Selama proses pembelajaran tidak hanya siswa yang aktif, tetapi guru juga harus aktif memotivasi dan memfasilitsi siswa. Bagi siswa yang memiliki kemampuan lebih dari teman-temannya, boleh memulai ceritanya dari bagian alur yang mana saja. Dengan kata lain boleh menggunakan alur yang tidak berjalan runtut seperti yang terdapat pada kerangka alur. Tetapi, khusus pada penelitian ini, penulis hanya menggunakan alur maju yaitu alur yang berjalan runtut seperti pada kerangka alur tersebut. Hal ini penulis lakukan dengan pertimbangan karena siswa masih sebagai penulis pemula yang belum berpengalaman menulis cerita dengan alur yang lain.

Bondowoso, 14 Agustus 2023

 

Tidak ada komentar:
Write Comments



Entri yang Diunggulkan

Puisi-Puisiku

  Puisi-Puisiku Oleh: Khatijah   1.        MENDEKAP HARAP Kupatahkan ragu di tiang rapuh Menjaga rasa cita pada setia Di cadas lin...