PELANGI CINTA DI PENGHUJUNG MIMPI
Karya: Khatijah
SMP Negeri 1 Tapen Bondowoso
Senja merayap meniggalkan sisa-sisa warna
keemasan, menyapu pucuk-pucuk bangunan pure yang berdiri kokoh di antara air
laut yang hampir pasang. Turis-turis asing sibuk mengabadikan pemandangan yang
tak bisa dijumpai di negeri mereka. Beberapa pria dengan ikat kepala khas, menawarkan jasa dengan kamera
digitalnya. Inilah Tanah Lot, objek terakhir yang dikunjungi rombongan dari
sekolahku. Aku tak berminat. Sendirian aku duduk sambil kuhentak-hentakkan
kakiku di pasir puth yang halus. Aku tak dapat menyimpan rasa kesal
dan kecewa hatiku. Saat ini,
saat karya wisata kelas 9 adalah target terakhirku untuk mendapatkan hati Sri. Atau minimal aku tahu tanggapan Sri padaku
yang dapat kutangkap dari cara
bicaranya, cara memandangnya terhadapku,atau lebih tepatnya gambaran sinyal
cinta terhadapku. Tapi sampai detik ini apa yang kutargetkap jauh darin
harapan. Hampir dua tahun, tepatnya... sejak kami sama-sama duduk di
kepengurusan OSIS, aku sudah tertarik
pada Sri. Di mataku Sri adalah sosok gadis yang istimewa. Kulitnya putih,
rambutnya lurus, matanya yang agqk sipit membuat aku selalu betah dekat dengan
dia. Lebih- lebih senyumnya yang menurutku lebih indah dari semua senyum
teman-temanku yang cantik. Seaandainya aku seorag penyair, barangkali sudah
ratusan puisi atau bahkan ribuan puisi yang kucipta untuk Sri. Kudekati sri,
kuberikan seluruh perhatianku , kuberikan sinyal cintaku padanya. Namun , sampai saat ini sikapnya tak berubah,
biasa-biasa saja. Bahkan
kedekatanku dengannya makin berkurang sejak kami tak lagi duduk di kepengurusan
OSIS. Saat ini ia lebih dekat dengan Pria, teman satu kelasnya.
”
Eh..., tahu nggak Pria itu sudah jadian
sama Sri.” begitu bisik Devin kepada Ria dan Oki yang sempat kukuping ketika
kami sedang asyik berbelanja di Sukowati tadi. Bak disamabar petir di siang
bolong , aku tak berdaya mendengar berita menyakitkan itu. Tubuhku lemas,
tulang-tulangku terasa nyeri, gemeteran tubuhku penuh geram. Yang lebih menyakitkan, hari ini, hari yang
kujadikaan target terakhir tak kudapati apa-apa.
”
Ayo segera kembali ke bus!”, panggil Pak Rudy Pemimpin rombongan, sambil
menepuk pundakku. Aku terkejut, terhenyak aku berdri. Dengan langkah gontai
kutinggalkan pantai itu.
Bus
AKAS yang kami tumpangi melaju dengan cepat meninggalkan lokasi wisata yang
diimpi-impikan seluruh turis di dunia itu. Tak ada suara gaduh,atau gelak tawa,
seperti yang terjadi ketika kami masih memaesuki Negara, dua hari yang lalu.
Kini semua terlelap kecapekaan. Hanya aku yang tidak bisa memejamkan mata..
Rasa dongkol dan sakit hati., itu masih
tak dapat kuhapus. Pria..., hanya nama
itu, yang kini bermain di otakku. Apa
sih kelebihan dia? Cowok bencong seperti
itu. Umpatku dalam hati berkali-kali.
Tak sadar kukepalkan tanganku.
”Astaghfirullohhaladlhim”, tiba-tiba tak
kusadari kta- kata itu keluar dari mulutku.
”
Ada apa sih...?” Sampai-sampai
Mega yang duduk di jok sebelahku menoleh kaget. Tak kuhiraukan dia, bahkan
mataku kupejamkan biar tampak seolah- olah aku sedang bermimpi dalam tidurrku.
Kuulangi kata-kata itu, berkali-kali.. Kuhayati maknanya, YaAlloh ampunilllah
segala dosaku.
Ajaib,
istifar yang tiba-tiba kuucapkan tadi memberikan efek yang sangat dasyat dalam
diriku. Kuusap mataku, kuambil sisa tisu
di kantong celana jinsku. Berjuta tenaga dan semangat seolah
terlahir kembali. ”Cewek di dunia ini banyak, tidak hanya Sri. Bukankah ada
Ratih, Anisa, Arniy . Mereka juga cantik, tak kalah menarik dengan Sri. Pikiran-pikiran itu memberi kekuatan baru .
”Sudahlah mulai saat ini kuhapus harapan, kenangan tentang Sri dari kamus
hatiku. Tak kan kuakhiri persahabatanku dengan Pria yang sejak SD menjadi
sahabat karibku, hanya gara-gara cinta. Mungkin memang Pria lebih dari aku,
sehingga Sri memilih dia .
Dering
HP sempat membangunkan dari tidurku. Kulirik jam beker di kamarku, masih
pukul lima pagi. Belum puas rasanya aku
melepaskan lelahku sepulang dari Bali tadi malam. Kubiarkan saja SMS itu tidak kubuka. Hingga
aku tersentak bangun, karena waktun sholat subuh hampir habis. Spontan kuraih
HP, kubuka SMS” BILA RASAKU INI RASAMU....” Sebuah kalimat pendek yang dipetik
dari syair lagu milik band ternama di negeri ini KERIS PATIH. Di bawah kalimat
itu tertulis nama Sri.
Serentak kukepalkan tanganku , sambil
terucap kata ”YES!”
Tidak ada komentar:
Write Comments