Senin, 31 Maret 2014

Cerpenku...



PELANGI CINTA DI PENGHUJUNG MIMPI
Karya: Khatijah
SMP Negeri 1 Tapen Bondowoso
Senja merayap meniggalkan sisa-sisa warna keemasan, menyapu pucuk-pucuk bangunan pure yang berdiri kokoh di antara air laut yang hampir pasang. Turis-turis asing sibuk mengabadikan pemandangan yang tak bisa dijumpai di negeri mereka. Beberapa pria dengan ikat kepala khas, menawarkan jasa dengan kamera digitalnya. Inilah Tanah Lot, objek terakhir yang dikunjungi rombongan dari sekolahku. Aku tak berminat. Sendirian aku duduk sambil kuhentak-hentakkan kakiku di pasir  puth yang  halus. Aku tak dapat menyimpan rasa kesal dan kecewa hatiku. Saat ini, saat karya wisata kelas 9 adalah target terakhirku untuk mendapatkan hati Sri. Atau minimal aku tahu tanggapan Sri padaku yang dapat kutangkap dari  cara bicaranya, cara memandangnya terhadapku,atau lebih tepatnya gambaran sinyal cinta terhadapku. Tapi sampai detik ini apa yang kutargetkap jauh darin harapan. Hampir dua tahun, tepatnya... sejak kami sama-sama duduk di kepengurusan OSIS, aku sudah  tertarik pada Sri. Di mataku Sri adalah sosok gadis yang istimewa. Kulitnya putih, rambutnya lurus, matanya yang agqk sipit membuat aku selalu betah dekat dengan dia. Lebih- lebih senyumnya yang menurutku lebih indah dari semua senyum teman-temanku yang cantik. Seaandainya aku seorag penyair, barangkali sudah ratusan puisi atau bahkan ribuan puisi yang kucipta untuk Sri. Kudekati sri, kuberikan seluruh perhatianku , kuberikan sinyal cintaku padanya.  Namun , sampai saat ini sikapnya tak berubah, biasa-biasa saja. Bahkan kedekatanku dengannya makin berkurang sejak kami tak lagi duduk di kepengurusan OSIS. Saat ini ia lebih dekat dengan Pria, teman satu kelasnya.
                                                  ” Eh..., tahu nggak Pria  itu sudah jadian sama Sri.” begitu bisik Devin kepada Ria dan Oki yang sempat kukuping ketika kami sedang asyik berbelanja di Sukowati tadi. Bak disamabar petir di siang bolong , aku tak berdaya mendengar berita menyakitkan itu. Tubuhku lemas, tulang-tulangku terasa nyeri, gemeteran tubuhku penuh geram.  Yang lebih menyakitkan, hari ini, hari yang kujadikaan target terakhir tak kudapati apa-apa.
                                                  ” Ayo segera kembali ke bus!”, panggil Pak Rudy Pemimpin rombongan, sambil menepuk pundakku. Aku terkejut, terhenyak aku berdri. Dengan langkah gontai kutinggalkan pantai itu.
                                                  Bus AKAS yang kami tumpangi melaju dengan cepat meninggalkan lokasi wisata yang diimpi-impikan seluruh turis di dunia itu. Tak ada suara gaduh,atau gelak tawa, seperti yang terjadi ketika kami masih memaesuki Negara, dua hari yang lalu. Kini semua terlelap kecapekaan. Hanya aku yang tidak bisa memejamkan mata.. Rasa dongkol  dan sakit hati., itu masih tak dapat kuhapus. Pria..., hanya  nama itu, yang  kini bermain di otakku. Apa sih kelebihan dia? Cowok bencong  seperti itu. Umpatku  dalam hati berkali-kali. Tak sadar kukepalkan tanganku.
”Astaghfirullohhaladlhim”, tiba-tiba tak kusadari kta- kata itu keluar dari mulutku.
                                                  ” Ada apa sih...?” Sampai-sampai Mega yang duduk di jok sebelahku menoleh kaget. Tak kuhiraukan dia, bahkan mataku kupejamkan biar tampak seolah- olah aku sedang bermimpi dalam tidurrku. Kuulangi kata-kata itu, berkali-kali.. Kuhayati maknanya, YaAlloh ampunilllah segala dosaku.
                                                  Ajaib, istifar yang tiba-tiba kuucapkan tadi memberikan efek yang sangat dasyat dalam diriku. Kuusap mataku, kuambil sisa tisu  di kantong celana jinsku. Berjuta tenaga dan semangat  seolah terlahir kembali. ”Cewek di dunia ini banyak, tidak hanya Sri. Bukankah ada Ratih, Anisa, Arniy . Mereka juga cantik, tak kalah menarik dengan Sri.  Pikiran-pikiran itu memberi kekuatan baru . ”Sudahlah mulai saat ini kuhapus harapan, kenangan tentang Sri dari kamus hatiku. Tak kan kuakhiri persahabatanku dengan Pria yang sejak SD menjadi sahabat karibku, hanya gara-gara cinta. Mungkin memang Pria lebih dari aku, sehingga Sri memilih dia .
                                                  Dering HP sempat membangunkan dari tidurku. Kulirik jam beker di kamarku, masih pukul  lima pagi. Belum puas rasanya aku melepaskan lelahku sepulang dari Bali tadi malam.  Kubiarkan saja SMS itu tidak kubuka. Hingga aku tersentak bangun, karena waktun sholat subuh hampir habis. Spontan kuraih HP, kubuka SMS” BILA RASAKU INI RASAMU....” Sebuah kalimat pendek yang dipetik dari syair lagu milik band ternama di negeri ini KERIS PATIH. Di bawah kalimat itu tertulis nama Sri.
Serentak kukepalkan tanganku , sambil terucap kata ”YES!” 
                                                 

                                                                        Surabaya, 15 Mei 2009

Tidak ada komentar:
Write Comments



Entri yang Diunggulkan

Puisi-Puisiku

  Puisi-Puisiku Oleh: Khatijah   1.        MENDEKAP HARAP Kupatahkan ragu di tiang rapuh Menjaga rasa cita pada setia Di cadas lin...