Senin, 30 Maret 2015

Catatan Kecilku

 Catatan Kecilku
Sensi terbit seiring sepotong sinar menghampiriku
Diam-diam itu perih menghunjam
Tapi tak ada satu sisi untuk menghindar
Jalan itu telah menghadang di depan mata
walau berbalik dengan rasa ingin

Jika aku harus menapaki jalan itu
berharap melati-melati itu menebar wanginya
Hingga ujung senja memapahku..


Rabu, 28 Januari 2015

PANORAMA KAWAH PUTIH CIWIDEY

PANORAMA KAWAH PUTIH CIWIDEY


Mengenang perjalananku bersama suami dan rombongan ke Kawah Ciwedey merupakan sesuatu yang menyenangkan. Asyik banget. Saat itu, penghujung tahun 2014, tepatnya  tanggal 31 Desember 2014.
 Perjalannan itu merupakan lanjutan dari kegiatan tour ke Ibu Kota Negara RI Jakarta.Setelah hampir empat hari berkeliling dari Jawa Timur ke Jakarta dan sekitarnya,maka pada kegiatan tour hari terakhir menuju kota Bandung. Kota dingin itu menyambut kami dengan berbagai suguhan yang sulit dilupakan. Mulai dari makan malam di Rumah Makan Ampera yang tidak ditemui di rumah makan lain, apa lagi di Jawa Timur. Rumah makan tersebut menyajikan makanan  dengan lauk,sambal, dan lalapan. Bedanya dengan yang sempat saya alami,lalapan di rumah makan tersebut menyajikan lalapan yang semuanya berupa sayuran segar dengan tanpa dimasak terlebih dahulu. Sambalnya yang pedas menanmbah godaan untuk segera menyantap makanan tersebut. 
Esok paginya, setelah makan pagi di tempat kami menginap yaitu di hotel Ciampelas 2, kamipun melanjutkan perjalanan ke Kawah Ciwedey, setelah sebelumnya kami puas berbelanja di Pasar Baru Bandung.Sesampai di terminal tempat wisata,kami harus turun dari bus dan harus ganti naik angkutan yang sudah disediakan.Jalan menuju kawah tidak seberapa lebar, kondisi jalan berkelok naik turun mungkin itu yang menjadi alasan mengapa bus wisata tidak boleh sampai di atas.
Setelah beberapa menit kami naik angkutan, sampailah di tempat pemberhentian anguktan.Sayang hujan rintik-rintik menyambut kedatangan kami. Tetapi, jangan khawatir karena orang-orang yang menyewakan payung sudah siap meminjamkan payungnya dengan tarif pinjam payung lima belas ribu rupiah.

Kami pun melanjutkan perjalanan menuju kawah yang memesona. Bau belerang yang menyengat hidung  tak dihiraukan karena terbuai oleh pemandangan yang eksotis.


Selasa, 27 Januari 2015

Sebuah Catatan

Hari Ini

Subhanallah, hari ini aku hepi banget. Gak tahu ya, apa karena tugasku sudah seleasi, atau karena flu yang sempat mampir beberapa hari ini sudah tak terasa lagi, alhamdulillah. Pagi-pagi aku sudah bisa jalan-jalan pagi dengan tetangga sebelahku'Bu Sigit". Hal itu biasa kulakukan, jika aku merasa sehat dan tidak ada tugas yang mengharuskanku melakukannya lebih pagi. Selesai sholat shubuh..emmz..sekitar pukul 04.15 aku sudah mulai bersiap-siap. Celana panjang (khusus untuk olah raga) dan kaos adalah pakain yang wajib kugunakan saat itu. Soalnya, dengan pakaian begitu lebih enak, nyantai, dan menyerap keringat.
Jalan-jalan pagi menjadi olah raga rutin yang kulakukan dalam tiga bulan terakhir ini. Selain olah raga ini murah, manfaatnya terasa sekali bagiku. Betapa tidak, udara pagi yang masih segar dapat kuhirup dengan leluasa. Badan terasa fresh dan menjadi lebih sehat. Habis bisa senam hanya seminggu tiga kali saja. Itu pun kalau tidak ada aral melintang he he..
Wah, ada insiden menggelikan tadi pagi. Saat jalan-jalan tadi aku hanya memakai sandal jepit.Dengan semangat full aku berjalan  menyusuri gang-gang yang ada di Perumahan Kembang.Sembari bercerita kesana kemari tak kusangka kakiku tersandung tanaman yang ada di pinggir jalan menuju SMP 5. Auuuu...sandal jepitku pun putus...aku harus jalan tanpa sandal nih...aduh sakit...tidak biasa sih..
"Itu lebih bagus, Bu", kata Bu Sigit sambil melepas sandalnya yang tak bermasalah..(solidaritasnya tinggi...he he). Tapi kami harus ekstra hati-hati. Selain, kaki terasa sakit, kami juga takut kalau ada duri atau pecahan kaca.Dengan hati-hati, tapi tetap bersemangat,akhirnya kaki kami berdua selamat, alhamdulillah..












Kekaguman

 Kekaguman

Subhanallah 
warna jinggamu kembali meredup di hati , menawari seberkas sinar 
memompakan darah dan detak jantung dalam alunan nada serasi 
merenda bingkai emas

Subhanallah 
penanda itu mengirim kembali mimpi yang sempat berhenti
melantunkan tembang harapan
meniupkan seruling kehidupan
dalam lukisan hari-hari
di penghujung Januari

28 Januari 2015




Entri yang Diunggulkan

Puisi-Puisiku

  Puisi-Puisiku Oleh: Khatijah   1.        MENDEKAP HARAP Kupatahkan ragu di tiang rapuh Menjaga rasa cita pada setia Di cadas lin...