Senin, 27 Juni 2022

GEMAR MEMBACA AWALI SUKSES ANDA

 


GEMAR MEMBACA AWALI SUKSES ANDA

Oleh: Khatijah

 

Pembelajaran memerankan tokoh fabel merupakan pembelajaran yang sangat menarik bagiku, bagaimana tidak? Siswa-siswa kelas tujuh A yang saya ajar saat itu,terlihat antusias sekali dalam mengikuti pelajaran. Setelah anak-anak membaca senyap, saya percaya bahwa mereka sudah benar-benar paham tentang isi fabel. Demikian juga terhadap apa yang sudah mereka baca.Saya berkesimpulan bahwa  mereka membaca dengan baik. Saya pun berkeliling dari meja satu ke meja yang lain, dengan maksud mengecek semua siswa apakah sudah membaca atau hanya pura-pura membaca. Saya berhenti di sebuah meja yang diduduki oleh seorang anak laki-laki. Ia terlihat bingung. Sesekali ia membuka-buka bukunya.

“Sudah selesai membacanya?” tanyaku kepada anak itu.

Ia tidak menjawab. Saya pun bertanya tentang isi yang terdapat di dalam paragraf pertama. Lagi-lagi ia tidak menjawab. Bahkan ia kelihatan bertambah bingung dengan pertanyaan saya. Saya tahu bahwa ia tidak membaca. Bukan karena tidak bisa membaca, tetapi ia memang malas membaca.

            Saya pun segera membagi kelompok dengan anggota kelompok masing-masing empat orang, sesuai dengan jumlah tokoh dalam fabel yang akan diperankan. Kegiatan kelompok pun dimulai yaitu menganalisis watak tokoh dalam fabel. Semua anggota kelompok sudah menempati tempat masing-masing. Terlihat beberapa kelompok benar-benar melaksanakan tugas menganalisis watak tokoh fabel dengan antusias. Mereka tampak beberapa kali mengulang membaca teks fabel tersebut dengan serius untuk memahami watak tokoh dalam fabel itu. Beberapa menit kemudian mereka sudah memahami watak tokoh yang akan mereka perankan. Bahkan mereka sudah membagi tugas peran kepada setiap anggotanya.Tidak demikian dengan dua kelompok lain yang sejak awal ogah-ogahan membaca. Mereka tak satu pun yang  menguasai peran yang sudah mereka sepakati. Mereka masih tampak kebingungan untuk memerankan tokoh masing-masing.

            Akhirnya, dua kelompok tersebut saya anjurkan untuk membaca ulang teks cerita fabel secara keseluruhan. Kemudian setelah itu mereka saya pandu untuk menganalisis masing-masing perwatakan tokoh sesuai dengan peran masing-masing. Setelah itu mereka mencoba membuat dialog sesuai dengan peran masing-masing. Secara berulang mereka terus berlatih. Pada akhirnya mereka juga bisa memerankan tokoh fabel  seperti kelompok-kelompok lain.

Nah, dari peristiwa ini saya dapat menyimpuilkan bahwa membaca itu sebuah keharusan yang dilakukan semua orang jika ingin sukses mencapai sebuah prestasi. Karena dengan membaca semua orang bisa tahu tentang semua hal. Terlebih lagi jika membaca sudah menjadi sebuah budaya, pasti akan dilaksanakan dengan tanpa paksaan, tetapi membaca akan dilakukan dengan senang hati. Apa pun yang dilakukan dengan senang hati, pasti akan menghasilkan sesuatu yang baik.

            Saya dapat mengambil makna atas semua peristiwa di kelas tujuh A yang saya ajar di atas. Anak-anak yang berada di kelompok yang tidak mau membaca, setelah diberi motivasi dan perhatian khusus, ternyata mereka bisa melaksanakan tugas dengan baik. Mereka dapat melaksanakan tugasnya setelah  membaca dengan sungguh-sungguh dan berulang-ulang. Namun, itu tidak cukup dilakukan sekali dua kali. Kita sebagai guru atau orang tua dari anak-anak kita harus tidak bosan-bosannya selalu memotivasi agar anak-anak mau membaca. Saya juga menyadari bahwa anak-anak itu harus selalu dimotivasi dan diawasi agar mereka mau membaca. Kita biasakan budaya membaca itu sejak anak-anak. Sebagai orang tua juga harus memberikan contoh kepada anak-anak dalam hal membaca. Faktanya membaca sangat bermanfaat. Tetapi sekarang ini anak-anak lebih sering bermain gatged daripada membaca buku. Semua mata pelajaran di sekolah dapat dipahami jika siswa membaca materi-materi itu dengan terampil dan baik. Demikian juga kejadian-kejadian di belahan dunia bisa kita ketahui melalui membaca. Kita dapat membuat sesuatu dengan bantuan membaca. Kita dapat menguasai semua ilmu dengan membaca. Membaca juga bisa mendapatkan banyak inspirasi. Misalnya inspirasi untuk selalu ingin berprestasi, ingin bersekolah di jenjang yang lebih tinggi, ingin sukses sesukses tokoh-tokoh sukses dunia.  Oleh karena itu, membaca harus selalu dilakukan dan digalakkan sehingga menjadi sebuah hoby atau kegemaran. Jika membaca sudah menjadi sebuah hobi atau kegemaran, kita akan merasa berkeinginan terus untuk membaca di mana pun kita berada. Pada akhirnya akan mudah mendapatkan kesuksesan.

            Kemampuan membaca di negara kita sangat rendah. Hal ini terbukti dengan hasil survai yang menyatakan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-60 tingkat kemampuan membaca dari 61 negara. Oleh karena itu, pemerintah mencanangkan program Gerakan literasi sekolah.

 Sejak tahun 2016 telah digulirkan program literasi dengan pembiasaan membaca yang dilakukan sepuluh menit sebelum pelajaran dimulai. Kemudian dilanjutkan tahap kedua yaitu tahap pengembangan, yang bisa dilaksnakan dalam kegiatan ekstrakurikuler, maupun jam kunjung perpustakaan. Pada saat ini program literasi sekolah sudah masuk di jenjang ketiga, yaitu literasi dalam pembelajaran. Pelaksanaan literasi pada tahap ini lebih mengharuskan siswa untuk lebih intensif membaca. Karena dalam program literasi ini setiap mata pelajaran melaksanakan kegiatan membaca dan diakhiri dengan menulis. Misalnya seperti merangkum,membaca buku lain yang sesuai dengan topik pembelajaran,kemudian siswa membuat kesimpulan.Tujuan penggunaan literasi dalam pembelajaran adalah untuk membangun pemahaman siswa, keterampilan menulis, dan keterampilan komunikasi secara menyeluruh serta dapat berpikir kritis dalam pemecahan masalah.

            Program ini begitu erat dengan peningkatan minat membaca siswa. Jika upaya pemerintah ini, benar-benar terlaksana dengan baik, maka minat  membaca siswa akan meningkat. Karena dengan program ini mau tidak mau siswa diharuskan membaca. Misalnya untuk dapat merangkum sebuah buku tidak akan bisa terlaksana tanpa membacanya  terlebih dahulu

            Kemampuan membaca  akan terwujud jika ada minat baca pada diri seseorang. Untuk menimbulkan minat baca pada diri seseorang dapat dimulai dengan menciptakan aktivitas membaca menjadi sebuah hobi atau kegemaran. Sebuah hobi atau kegemaran pasti akan dilakukan dengan senang hati. Kegemaran atau hobi tidak akan tumbuh dengan sendirinya tanpa dibangun terus-menerus dengan ketekunan dan pembiasaan. Motivasi mempunyai peranan penting untuk menumbuhkan hobi membaca, terutama motivasi dari dalam dirinya sendiri. Motivasi dari  tinggi dari orang lain juga sanagt  diperlukan yaitu motivasi dari orang-orang di sekitarnya, baiki dari guru ,orang tua, atau keluarga.

            Ada beberapa hal yang dapat dilaksanakan sebagai alternatif untuk menumbuhkan minat membaca agar menjadi sebuah hobi. Pertama kita harus menanamkan minat membaca ini sejak dini. Hal ini dapat dilakukan oleh orang tua  dengan cara membacakan dongeng kepada anak-anak seperti yang dilakukan orang tua zaman dulu kepada anak-anaknya. Orang tua harus berusaha membaca dogeng dengan menarik sehingga anak-anak akan tertarik untuk mendengarkan. Selain itu, dongeng harus dibacakan secara terus menerus agar anak-anak senang. Tentu saja sebagai orang tua harus pandai memilih bacaan dongeng yang mendidik. Dengan cara ini anak-anak akan menyukai dongeng. Selanjutnya mereka akan selalu merasa berkeinginan untuk mendengarkan dongeng. Kedua,jika anak-anak sudah menyukai dongeng,mereka akan berusaha mendapatkan dongeng yang tidak sempat dibacakan oleh orang tuanya.Seiring dengan perkembangan anak-anak bisa membaca,mereka akan mencari dongeng yang bisa dibacanya. Pada saat seperti ini orang tua harus mau menyediakan buku-buku dongeng atau buku apa saja yang sesuai dengan umur anak-anak.Ini merupakan awal dari pembentukan kegemaran membaca bagi anak-anak.Ketiga, orang tua atau guru sering-sering mengajak anak-anak untuk mengunjungi perpustakaan. Mereka diajak membaca dengan memilih sendiri bacaan yang ada di tempat itu. Penanaman membaca sejak anak-anak akan lebih efektif dibandingkan penanaman kegemaran membaca ini dilaksanakan pada usia remaja atau masa dewasa.Jika pada masa anak-anak sudah tertanam kegemaran membaca, maka pada masa remaja dan selanjutnya pada masa dewasa kegemaran membaca itu akan berlanjut dengan sendiirinya. Para remaja dan orang dewasa yang memiliki kegemaran membaca akan mudah mendapatkan kesuksesan di bidanga apa saja, pada kehidupan mereka.

           

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sabtu, 25 Juni 2022

Pidato Sambutan Pisah Kenal

 


 Contoh Pidato Sambutan Pisah Kenal Antara Pejabat Lama dan Pejabat Baru

Pidato Sambutan Pisah Kenal  Bapak Prayit, S.Pd dan Bapak Nurhadi, S.Pd,M.MPd.

Oleh : Khatijah

Bismillahirohmanirrohim,

Asalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh

Yang terhormat, Bapak Haji Haeri, M.Pd Pengawas SMP Kabupaten Bondowoso,

Yang saya hormati, Bapak Haji Prayitno, S.Pd dan Bapak Nurhadi, S.Pd, M.MPd.

Bapak Ibu dari SMPN 1 Prajekan, juga Bapak Ibu dari SMPN 1 Tapen yang saya banggakan.

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah swt, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kita bisa bertemu di tempat ini untuk mengikuti acara Pisah Kenal Bapak Haji Prayitno, S.Pd dengan Bapak Nurhadi, S.Pd,M.MPd

Shalawat dan salam kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, sahabat dan kelurganya.

Bapak Ibu, izinkan saya sejenak berdiri di sini untuk menyampaikan sambutan sebagai perwakilan dari keluarga besar SMPN 1 Tapen.

Pertama saya menyampaikan terima kasih kepada Bapak Haji Prayitno yang banyak membimbing, mengayomi, dan memimpin kami di sekolah ini dengan sabar. Selama Bapak menjadi Kepala Sekolah di sekolah ini, Bapak telah banyak memberikan arahan dan bimbingan serta hal-hal yang patut diteladani. Dari sana kami belajar untuk menjadi guru dan karyawan yang baik dalam melayani siswa agar menjadi generasi sesuai harapan bangsa. Tentu saja selama kita bersama-sama melaksanakan tugas di sekolah ini, banyak hal yang tidak berkenan di hati Bapak. Entah ucapan, sikap, dan tingkah laku. Untuk itu, saya mewakili teman-teman guru dan karyawan mohon maaf.

Selanjutnya, kami hanya bisa mendoakan semoga di tempat yang baru, Bapak mendapatkan lingkungan yang baik dan diberikan kesehatan sehingga Bapak bisa bekerja dengan tenang, mengabdi sepenuh hati buat anak bangsa. Semoga semuanya menjadi ladang amal di sisa masa pengabdian Bapak sebagai ASN. Selanjutnya, kami, seluruh guru dan karyawan di SMPN 1 Tapen berharap, meski Bapak sudah dipindahtugaskan di SMPN Wonosari, tidak mengubah silaturahmi yang sudah terjalin baik.

Yang kedua, saya menyampaikan selamat datang di SMPN 1 Tapen kepada Bapak Nurhadi, S.Pd M.MPd. Kami siap menerima dan bekerjasama dengan Bapak dalam memajukan SMPN 1 Tapen ini. Selain itu, kami berharap Bapak mau membimbing kami dari hati, sehingga kami bisa melaksanakan tugas-tugas kami lebih baik lagi. Tidak lupa kami sampaikan bahwa kami juga menunggu program-program unggulan dari Bapak sebagai gebrakan semangat bertugas di sekolah ini.

Bapak ibu dan hadirin, selanjutnya, saya dan teman-teman SMPN 1 Tapen hanya bisa mengucapkan selamat jalan kepada Bapak Haji Prayitno, selamat bertugas di sekolah baru dan mengucapkan selamat datang kepada Bapak Nurhadi, S.Pd, M.MPd. untuk memimpin kami di SMPN 1 Tapen ini.

Sekian, kurang lebihnya mohon maaf dan saya akhiri wasalamualaikum wrwb.

Bondowoso, 11 Januari 2022

Best Practise Guru

  

 



Foto: Koleksi Pribadi

 

Best Practise Guru

DISCOVERY LEARNING SEBAGAI

MODEL PEMBELAJARAN MENELAAH STRUKTUR CERPEN BERORIENTASI HOTS

KELAS 9/ SEMESTER 1SMPN 1 TAPEN

 

 

 

 

 

OLEH

KHATIJAH,S.Pd

 

GURU MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

UNIT KERJA: SMPN 1 TAPEN  BONDOWOSO

 

 

 

 

 

 

PEMERINTAH KABUPATEN BONDOWOSO

DINAS PENDIDIKAN  DAN KEBUDAYAAN

TAHUN 2019


 

BAB I

 

PENDAHULUAN

 

A.   Latar Belakang

           Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan untuk meningkatkan kompetensi siswa. Kompetensi guru  sangat besar pengaruhnya dalam meningkatkan mutu pendidikan, karena gurulah yang intens terlibat langsung dengan siswa. Sehingga guru dipandang sebagai ujung tombak kualitas pendidikan. Melalui guru-guru yang profesional diharapkan akan dapat menghasilkan siswa yang mampu bersaing baik ditingkat nasional maupun internasional.Program Program Keprofesian Berkelanjutan (PKB) melalui Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) berbasi zonasi merupakan usaha Kementerian pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat jendral Guru dan tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) untuk meningkatkan pembelajaran dan meningkatkan kualitas lulusan. Program ini menekankan pada peningkatan pembelajaran yang beroientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi  atau Hihger Order Thinking Sills (HOTS).

Pembelajaran bahasa Indonesia diarah  kan untuk meningkatkan kemampuan pesertadidik dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya sastra manusia Indonesia. Demikian penjelasan standarisi Kurikulum 2006, PelajaranBahasa Indonesia SMP/ MTs dan SMA/ MA.Selain itu, disebutkan juga bahwa, salah satu tujuan mata pelajaran bahasa Indonesia, adalah agar peserta didik memilliki kemampuan menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. Kegiatan apresiasi

Sastra dalam pembelajaran di sekolah dipusatkan pada kegiatan membaca prosa, membaca puisi, mendengarkan pembacaan sastra, serta menonton pementasan drama. Sedangkan menulis prosa maupun menulis puisi, merupakan bentuk dari kegiatan bersastra.Baik kegiatan apresiasi sastra maupun kegiatan bersastra, diharapkan dapat membentuk sikap positif terhadap karya sastra, serta membentuk kepekaan rasa peser tadidik.

          Sedangkan dalam silabus Kurikulum 2013 dijelaskan bahwa pembelajaran sastra berupa teori-teori tentang khasanah sastra Indonesia klasik dan modern serta sastra dunia pada umumnya yang bertujuan untuk mengembangkan mengkaji nilai akhlak/kepribadian, budaya, sosial, dan estetik para peserta didik. Pilihan karya sastra dalam pembelajaran yang berpotensi memuliakan kehidupan peserta didik, memperluas pengalaman batin, dan mengembangkan kompetensi imajinatif. Peserta didik belajar mengapresiasi karya sastra dan menciptakan karya sastra di samping memperkaya pemahaman mereka akan nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, lingkungan sekitar, dan sekaligus memperkaya kompetensi berbahasanya. Peserta didik menafsirkan, mengapresiasi, mengevaluasi, dan menciptakan teks sastra seperti dongeng, cerpen, novel, hikayat, puisi, drama, film, dan teks multimedia (lisan, cetak, digital/online).Karya sastra yang dimaksud di samping memiliki nilai-nilai keindahan, juga memperkuat nilai-nilai ilahiah para peserta didik dan memperkaya wawasan kebudayaan mereka, baik yang bersifat kedaerahan, nasional, dan dunia internasional.Karya  sastra yang memiliki potensi kekerasan, pornografi, dan memicu konflik SARA haruslah dihindari. Karya sastra unggulan—namun belum sesuai dengan pembelajaran di sekolah--, upaya memodifikasi untuk kepentingan pembelajaran dapat dilakukan tanpa melanggar hak cipta.

          Kesulitan peserta didik SMPN 1 Tapen kelas 9C  dalam pembelajaran menelaah struktur teks cerita pendek yang dilakukan dengan  cara membaca teks cerita saja terjadi  karena bersifat verbal. Hal ini meneyebabkan perolehan nilai menelaah struktur teks cerita pendek di kelas 9C tahun pelajaran 2019/2020 hanya 12 orang (40 %) saja yang  nilainya mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 72. Sedangkan sejumlah 17 orang (60 %) belum tuntas. Hal ini dikhawatirkan berdampak pada perolehan nilai Ujian Nasional. Dengan fakta ini penulis mencoba teknik lain untuk mengatasi masalah pemebelajaran menelaah struktur teks cerita pendek. Teknik  yang digunakan yaitu dengan cara menggunakan model pembelajaran discovery learning. Dengan model pembelajaran ini  peserta didik diharapkan  lebih mudah menelaah struktur  teks cerita pendek yang dibacanya. Hal ini dilkukan dengan harapan peserta didik mengalami peningkatan kemampuan menelaah struktur teks cerpen, dan terimplikasi pada peningkatan perolehan nilai Ujian Nasional.

 

B. Jenis Kegiatan

          Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, kegiatan yang akan dibahas sebagai berikut: 

1. Menelaah struktur teks cerpen.

2. Penerapan model pembelajaran discory learning.

 

C. Manfaat

            Best Practice  ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Guru, yakni untuk meningkatkan kualitas pembelajaran menelaah struktur  teks cerita pendek.

2. Siswa, yakni untuk mempermudah menelaah struktur teks cerita pendek.

3. Sekolah, yakni sebagi upaya peningkatan perolehan nilai Ujian Nasional.

BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

A.           Tujuan dan Sasaran

Tujuan

Best Practice  ini bertujuan untuk mendeskripsikan :

1. Penggunaan teknik discory learning dalam menelaah struktur teks cerita pendek..

Bsebagai solusi terbaik dalam mengatasi permasalahan pembelajaran menelaah struktur teks cerpen

Sasaran

Sasaran kegiatan pembelajaran terbaik ini adalah siswa kelas 9C SMPN 1 Tapen Kabupaten Bondowoso, Provinsi Jawa Timur.

B.Bahan /Materi Kegiatan

Bahan yang digunakan dalam best practice ini adalah materi pembelajaran

Kelas 9 semester 1 yaitu menelaah struktur teks cerpen

Kompetensi Dasar 3.6 Menelaah struktur dan aspek kebahasaan cerita pendek yang dibaca atau didengar.

C.Cara Melaksanakan Kegiatan

Kegiatan pembelajaran menelaah struktur teks cerpen dilaksanakan dengan pendekatan saintifik dan model Pembelajaran Discovery Learning. Model Pembelajaran discoveri learning memiliki sintak yang berkesusaian dengan 5 M pada pendekatan saintifik.

 Sintak Model Pembelajaran Disscovery Learning : (Marjuki: 2019)

No.

Discovery learning

                                                    

Proses Saintifik

 

 

Sintak

 

Mengamati

 

 

(M 1)

 

Menanya

 

 

(M 2)

 

Mencari

Informasi

 

 

 

(M 3)

 

Mengolah

Informasi

 

 

 

(M4)

 

Mengo

munikasikan

 

 

 

(M5)

1.

Stimulus

 

v

v

 

 

 

2.

Problems statement

v

v

 

 

 

3.

Data Callection

 

 

v

 

 

4.

Data Processing

 

 

 

v

 

5.

Verification

 

 

 

 

v

v

6.

Generalization

 

 

 

 

v

v

1.    Stimulus (Pemberian Rangsangan)

Pembelajaran menelaah struktur teks cerita pendek dapat dilakukan dengan model pembelajaran discovery learning. Penerapan model pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang dapat menumbuhkan proses berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skills (HOTS) bagi  peserta didik . Penerapan model pembelajaran ini mengacu pada pendekatan saintifik dengan 5 M. Kesesuaian sintaks model pembelajaran discovery learning dengan pendekatan saintifik adalah sebagai berikut. Sintak yang pertama model pembelajaran discovery learning  adalah stimulus atau pemberian rangsangan, berkesesuaian dengan mengamati pada pendekatan saintifik. Sintaks yang kedua problems statement atau perumusan masalah, berkesesuaian dengan M yang kedua pada pendekatan saintifik yaitu menanya. Sintak yang ketiga data collection atau pengumpulan data berkesesuaian dengan M yang ketiga pada pendekatan saintifik yaitu mencari informasi, sedangkan sintaks yang keempat data prossesing atau pengolahan data berkesesuaian dengan M yang keempat pada pendekatan saintifik yaitu mengolah informasi.Sintak yang kelima Verivications atau pembuktian dan sintak yang keenam generalization atau penarikan kesimpulan adalah perwujudan dari M yang kelima pada pendekatan saintifik, yaitu mengomunikasikan hasil.

Aspek HOTS sebagai transfer knowladge, sebagai critical thinking dan creative thinking, serta sebagai problem solving dapat tergambar di sini.Langkah-langkah Pembelajaran menelaah strukttur cerpen dengan model pembelajaran discovery learning melalui langkah-langkah sebagai berikut.Sebelumnya melalui tahap Pendahuluan. Tahap ini ada tiga hal pokok yang harus dilaksanakan, yaitu dimulai dari penanaman penguatan pendidikan karakter yaitu pemberian salam dan berdoa yang merupakan pembiasaan pendidikan karakter religius. Dilanjutkan dengan menyanyikan Lagu Indonesia Raya sebagai penanaman karakter nasionalisme. Yang kedua, kegiatan apersepsi, yaitu mengaitkan pembelajaran saat ini dengan pembelajaran yang telah lalu.Yang ketiga motivasi, yaitu dilakukan dengan cara menyampaikan manfaat pembelajaran menelaah struktur cerpen dalam kehidupan nyata.

Setelah melalui tahap pendahuluan kemudian dilanjutkan dengan kegiatan inti pembel;ajaran. Kegiatan inti pembelajaran dilaksanakan melalui sintaks model pembelajaran discovery learning. Sintak yang pertama  dimulai dengan Stimulus atau pemberian rangsangan kepada peserta didik. Agar peserta didik lebih tertarik terhadap cerpen, guru memberikan stimulus dengan tayangan video pembacaan cerpen. Hal ini juga dilakukan  untuk mengantisipasi menuju kegiatan menelaah struktur harus dimulai dengan membaca cerita pendek secara mandiri.

Langkah berikutnya atau sintaks yang kedua yaitu problems statement atau merumuskan masalah.. Sebelum melakukan kegiatan perumusan masalah, peserta didik duduk berkumpul dengan kelompoknya. Di dalam kelompok ini peserta didik diminta mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan tentang struktur atau yang berkaitan dengan struktur teks cerpen.Peran guru adalah membimbing kelompok agar pertanyaan-pertanyaan sebagai masalah yang akan dipecahkan terfokus pada struktur teks cerpen.Pada tahap ini peserta didik secara kolaboratif mulai berpikir kritis.

Selanjutnya menuju sintaks yang ketiga yaitu data collections. Pada langkah ini peserta didik mencari informasi  atau mengumpulkan data. Data-data yang dikumpulkan adalah data-data yang berhubungan dengan masalah yang sudah dirumuskan sebelumnya yaitu struktur teks cerpen. Struktur teks cerpen meliputi orientasi, rangkaian peristiwa,komplikasi, dan resolusi. Pada tahap ini juga peserta didik mencari definisi atau pengertian, jenis, dan contoh-contoh keempat bagian struktur teks cerpen tersebut melalui berbagai sumber. Peserta didik dapat dengan mengadakan kegiatan literasi baca tulis, dengan membaca buku-buku referensi, dapat juga dengan litersi digital browshing di intenet. Setelah data diperoleh, peserta didik di dalam kelompoknya mengolah data tersebut (Data Prossesing).Pada Sintaks ketiga ini peserta didik masih berada di dalam kelompoknya. Secara kolaboratif peserta didik mengolah data yang sudah diperoleh. Data-data yang merupakan jawaban-jawabaan dari pertanyaan-pertanyaan yang diperoleh  sebelumnya, dikumpulkan, dikelompokkan,dianalisis, kemudian disusun secara sistematis.Penanaman sikap gotong royong dan nasionalisme dikembangkan pada kegiatan mengolah data ini. Saling menerima pendapat teman satu kelompok merupakan cerminan penguatan sikap demokratis.Sedangkan sikap gotong royong juga tercipta pada saat peserta didik mengolah data  ini secara colaborative.Proses cognitif C4,C5, dan C6 juga dapat tergambar pada saat peserta didik mengolah data ini. Mulai dari kegiatan menganalis data-data yang diperoleh (C4),proses cognitif mengevaluasi (C5) tergambar ketika menentukan dan memilih data-data yang tepat untuk dijadikan jawaban atas masalah yang diselesaikan (dimensi pengetahuan:prosedural).Seangkan proses cognitif mengkreasi (C6), terbukti dengan kegiatan peserta didik menghasikan jawaban-jawaban yang tepat  sebagai pemecahan masalah akhir.Hal ini merupakan salah satu bentuk aspek keterampilan berpikir tingkat tnggi (HOTS)  sebagai transfer knowladge.

Langkah berikutnya adalah verifications (pembuktian). Pada pelaksanaan sintaks ini, peserta didik memeriksa jawaban-jawaban tentang struktur teks cerpen secara cermat untuk membuktikan benar tidaknya jawaban-jawaban  sebagai hipothisis yang sudah ditetapkan sebelumnya yang dihubungkan dengan hasil pengolahan data.

Berdasarkan hasil verivikasi (verivications) kemudian ditarik simpulan  generalization)bahwa cerpen yang sudah ditelaah memiliki struktur yang sesuai dengan struktur cerpen yaitu orientasi, rangkaian peristiwa, komplikasi, dan resolusi.

Aspek berpikir tingkat tinggi (HOTS) problem solving  dalam pembelajaran ini, terlaksana mulai dari kegiatan menentukan masalah dan mengeksplorasi masalah tergambar pada saat (perumusan masalah /problem statement), merencanakan solusi dilaksanakan ketika peserta didik mengumpulkan data (data collections).Melaksanakan rencana teroaksanan ketika peserta didik mengolah informasi (data prossesing).Ketika peserta didik mengadakan verificasi terhadap jawaban-jawaban yang sudah disusun dengan cara memnatapkan jawaban dengan berbagai sumber yang mendukung, di sini aspek problem solving memeriksa solusi, dan mengevaluasi jawaban-jawaban.

Selain aspek berpikir tingkat tinggi (HOTS) problem solving, dalam pembelajaran menelaah struktur cerpen dengan menggunakan model pembelajaran descovery learning juga sudah memuat aspek critcal dan creative thinking. Aspek ini  berperanpenting dalam mempersiapkan peserta didik agar menjadi pemecah masalah yang baik dan mampu membuat keputusan maupun kesimpulan yang matang dan mampu dipertanggungjawabkan secara akademis.Pada elemen berpikir kritis dan kreatif antara lain Focus,Reason, Inference, Stuation,clarity, dan overviw ( Yoki Ariyana dkk: 14). Kegiatan pembelajaran  diantaranya adalah fokus, hal ini terjadi ketika peserta didik mengidentisi masalah dengan baik. Reason,memberikan alasan-alasan logis , alasan-alasan hingga sampai pada simpulan (Inference), Stuation yaitu membandingkan dengan waktu yang sudah ditentukan,  Dalam hal ini tergambar pepmbelajaranterdapat kejelasan istilah (clarity), dan overviuw yaitu pengecekan terhadap sesuatu yang ditemukan, diputuskan, dipelajari dan disimpilkan.Aspek ini sudah dicakup dalam setiap langkah pembelajaran ini.

Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan Penutup. Pada kegiatan penutup ini peserta didik dan guru merefleksi pembelajaran yang baru saja brlangsung, dilanjutkan penguatan oleh guru, dan pemberian tugas. 

D.Alat (Media) dan Instrumen

Media yang digunakan dlam pembelajaran menelaah struktur cerpen dengan

model pembelajaran discavery learning adalah:

Media

1.Teks cerpen model yang Berjudul ‘Hadiah Terakhir Untuk Ibu’ karya : Novita

Three Putri Hastoni.

2. Video Pembacaan Cerpen ‘Hadiah Terakhir Untuk Ibu’ karya : Novita

Three Putri Hastoni.

3.Kertas bufalo

Instrumen

1.Lembar Observasi Pembelajaran

2.lembar Kerja Peserta Didik(LKPD) untuk Tes Tulis

E. Waktu dan TempatKegiatan

Praktik pembelajaran terbaik (best practice) ini dilaksanakan pada tanggal 22 Oktober 2019 di kelas 9C SMPN 1 Tapen Bondowoso.


BAB III

HASIL KEGIATAN

 

A.Hasil yang Diperoleh

1.Model pembelajaran discory learning merupakan model pembelajaran yang sangat inovatif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal ini dikarenakan langkah-langkah dalam model pembelajaran ini mengakomodasi seluruh proses kegiatan peserta didik menjadi aktif, kreatif, dan produktif.Hal ini dikarenakan langkah-langkah dalam model pembelajaran ini melibatkani peserta didik secara kolaboratif, aktif, kreatif, kritis,dan komunikatif. 

2.Melatih peserta didik untuk memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skills (HOTS). Selanjutnya peserta didik terampil memecahkan permasalahan tidak hanya di dalam pembelajaran saja, tetapi peserta didik dapat memecahkan masalah  yang dihadapi dalam hidupnya.

3. Nilai  akademik peserta didik mengalami kenaikan yang signifikan dalam pembelajaran memahami strtuktur teks cerpen.Hal ini menjadi modal awal dalam meningkatkan perolehan nilai Ujian Nasional (UN)

4. Terimplementasinya penguatan pendidikan karakter pada peserta didik, mulai dari religius, nasionalisme, mandiri, gotong royong, dan integritas.Hal ini sangat bersinergi dengan kecapan abad 21.

5. Penerapan literasi pada peserrta didik, seperti literasi baca tulis, literasi numerasi, dan literasi digital dapat dilaksanakan oleh peserta didik.

6. Meningkatnya minat belajar peserta didik yang dapat dilihat dari keaktifan, keikutsertaan, dan antusiasme dalam mengikuti pembelajaran. Dengan sikap ini peserta didik akan terbiasa menghadapi hidupnya dengan penuh tangguh dan semangat di kelak kemudian hari.

7. Meningkatnya sikap percaya diri peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Sikap ini jika dipupuk terus-menerus akan menjadi budaya dalam diri peserta didik dalam hidup di masyarakat.

B.Masalah yang Dihadapi

·         Keterbatasan media pembelajaran di sekolah khususnya LCD  dan speker aktif yang tidak terdapat disetiap kelas sebagai alat penayangan video pembelajaran pembacaan cerpen.

·         Terdapat beberapa peserta didik  yang belum terbiasa untuk menyampaikan pertanyaan.

·         Pada kegiatan presentasi terdapat  peserta didik yang tidak mau mengungkapkan tanggapan terhadap kelompok yang maju.

C.Cara Mengatasi Masalah

· Masalah pertama dapat diatasi dengan moving kelas,pembelajaran dilaksanakan secara bergantian  dengan guru lain di kelas yang terdapat LCD dan speker aktifnya.

·  Masalah kedua dapat diatasi dengan cara melatih dan membiasakan peserta didik yang belum memiliki keberanian bertanya, dengan cara menumbuhkan sikap percaya diri.

·  Masalah ketiga dapat diatasi dengan cara melatih dan menumbuhkan sikap percaya diri untuk menanggapi pendapat  teman.

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

A.  Simpulan

Berdasarkan data, di atas dapatdisimpulkanhal-halberikut:

1. .Model pembelajaran discory learning merupakan model pembelajaran yang sangat inovatif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.

2.Melatih peserta didik untuk memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skills (HOTS)..

3. Nilai  akademik peserta didik mengalami kenaikan yang signifikan dalam pembelajaran memahami strtuktur teks cerpen.Hal ini menjadi modal awal dalam meningkatkan perolehan nilai Ujian Nasional (UN)

4. Terimplementasinya penguatan pendidikan karakter pada peserta didik, mulai dari religius, nasionalisme, mandiri, gotong royong, dan integritas.Hal ini sangat bersinergi dengan kecapan abad 21.

5. Penerapan literasi pada peserrta didik, seperti literasi baca tulis, literasi numerasi, dan literasi digital dapat dilaksanakan oleh peserta didik.

6. Meningkatnya minat belajar peserta didik yang dapat dilihat dari keaktifan, keikutsertaan, dan antusiasme dalam mengikuti pembelajaran. Dengan sikap ini peserta didik akan terbiasa menghadapi hidupnya dengan penuh tangguh dan semangat di kelak kemudian hari.

7. Meningkatnya sikap percaya diri peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Sikap ini jika dipupuk terus-menerus akan menjadi budaya dalam diri peserta didik dalam hidup di masyarakat

B.Saran/Rekomendasi

Berdasarkan proses, pelaksanaan, dan hasil yang dicapaimaka disarankan kepada:

1.    guru, agar membiasakan menggunakan model pembelajaran discovery learning  dalam menelaah struktur  teks cerpen.

2. guru, agar selalu berinovasi dalam memecahkan masalah pembelajaran.

3.  Kepala sekolah, agar memberikan dukungan terhadap inovasi guru di dalam menecahkan masalah pembelajaran.


DAFTAR RUJUKAN

 

Ariyana,Yoki, dkk.2019. Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi. Jakarta : Direktorat jendral Guru dan Tenaga Kependidikan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

Marjuki. 2019. Strategi Memilih Model Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik: Seminar Online.

Permen Nomor 22 Tahun 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

 Mata pelajaran Bahasa Indonesia SMP/MTs - SMA/MA.Jakarta : Depdiknas.

Sakdiyah, Mislinatul.2007. MateriDiklat Pembelajaran Apresiasi Sastra.

Surabaya: LPMP Jatim.

.

 

 

 

 

 

 

 

 



Entri yang Diunggulkan

Puisi-Puisiku

  Puisi-Puisiku Oleh: Khatijah   1.        MENDEKAP HARAP Kupatahkan ragu di tiang rapuh Menjaga rasa cita pada setia Di cadas lin...