Karakter Tokoh dalam Novel
Oleh: Khatijah
Dalam menulis novel, pengarang akan melakukan
pemberian watak para tokoh. Tentu saja sebelumnya, pengarang sudah merancang tokoh-tokoh
yang ada di dalam novel yang akan ditulis, beserta perwatakannya. Setiap tokoh
dalam novel memiliki peran dan karakter masing-masing. Karakter yang dimaksud
di sini adalah watak. Pengarang novel harus pandai-pandai memberikan karakter terhadap
tokoh-tokoh ceritanya agar tampak hidup. Seperti halnya kehidupan di dunia
nyata, kisah imajinatif dalam novel juga terdapat orang-orang yang berkarakter
baik, tetapi juga ada yang berkarakter tidak baik. Karakter juga disebut dengan
istilah penokohan. Penokohan dalam cerita meliputi penokohan batin dan
penokohan lahir.
Penokohan batin merupakan penggambaran
sifat-sifat yang dimiliki oleh tokoh cerita. Misalnya: rajin, malas, jahat,
baik, dll. Sedangkan penokohan lahir adalah penggambaran cirri-ciri fisik tokoh.
Contoh Penokohan
lahir:
Betapa gagahnya Indra Baskoro ketua OSIS
yang memberikan buket bunga itu padanya. Perawakan tinggi, dan kulit kuning
langsat. Tak berbeda jauh dengan sosok tadi pagi yang tak dijumpainya selama
dua tahun itu. Bedanya Indra saat ini kelihatan posturnya lebih tinggi, body-nya lebih berisi. Tapi senyum itu
tak pernah berubah. Kali ini dihiasai oleh kumis tipis yang menambah dirinya
lebih gagah dan tampan. Malam itu, Dian tidak bisa tidur dengan nyenyak.
Sebentar-sebentar ia terbangun. Dan kesempatan itu digunakannya untuk terus
mengaji dan shalat malam. Doa-doa tak
putus ditujukan kepada Indra. (Selendang
Merah Jambu: Khatijah)
Ada
beberapa cara dalam menggambarkan karakter atau watak tokoh / penokohan batin
dalam novel.
·
Melalui penjelasan langsung atau teknik
analitik langsung. Dalam hal ini pengarang memberikan penjelasan secara
langsung terhadap tokoh tersebut. Contoh:
Sesungguhnya Indra orang yang baik.
Indra orang yang tulus hatinya yang tidak mungkin berbuat seperti itu. Tak akan
mungkin ia akan mempermainkan hati seorang wanita seperti Dian. Kini Indra
sudah tidak ada. Dia tidak akan pernah tahu bahwa dirinya sudah difitnah.
·
Melalui dialog antartokoh
Secara tidak langsung
karakter tokoh dapat kita ketahui dari dialog atau percakapan antartokoh.
Contoh:
“Lha, itu risiko namanya.
Risiko dari perlakuanmu sendiri,” jelas Anggun
masih dengan suara bernada tinggi. “Kamu tidak kasihan sama Dian. Dia itu anak
yang pendiam, selalu menerima apa saja perlakuan orang lain terhadapnya,” kata
Anggun pedas. (Selendang Merah
Jambu: Khatijah)
Dalam
kutipan di atas pengarang menyampaikan karakter Dian melalui dialog yang
disampaikan oleh Anggun.
Nah, agar tokoh-tokoh dalam novel yang ditulis
memiliki karakter yang kuat, maka pengarang harus pandai-pandai memilih diksi
yang tepat dalam mendeskripsikan karakter tokoh tersebut. Selain itu, penggambaran
melalui dialog atau ucapan tokoh juga sangat menentukan keberhasilan seorang
pengarang dalam menggambarkan karakter tokoh.
Penggambaran karakter bisa dilakukan pada
setiap kehadiran tokoh dalam cerita itu. Baik secara langsung maupun tidak
langsung. Karena novel merupakan cerita panjang, maka penggambaran watak bisa
dilakukan di sepanjang jalan cerita.
Bondowoso, 2023
Tidak ada komentar:
Write Comments