Rabu, 15 Februari 2023

MEMILIH POV DALAM MENULIS NOVEL

 

MEMILIH POV DALAM MENULIS NOVEL

Oleh:  Khatijah

 


            Sebelum menulis novel, penulis harus menentukan point of view (POV) yang akan digunakan dalam penyampaian cerita. Begitu juga dalam menulis jenis cerita yang lain, seperti cerpen dan pentigraf. Pengarang dapat memilih dari sudut pandang yang dianggap sesuai dengan keinginan.

Seperti yang ditulis oleh gramedia.com, bahwa POV sama dengan sudut pandang yang biasanya menjadi sudut pandang seorang penulis terhadap tulisan atau karyanya. Penulis novel atau cerpen dapat memosisikan dirinya apakah dia seolah-olah akan melibatkan sebagai tokoh di dalam ceritanya (pencerita), atau akan berada di luar jalan cerita. Poin of view juga disebut sudut pandang pengarang. Point Of View atau sudut pandang pengarang dalam cerita ada beberapa macam.

            Berdasarkan beberapa sumber yang penulis baca, jenis sudut pandang  tersebut sebagi berikut.

Ada beberapa jenis point of view (POV) yang dapat dipilih pengarang untuk mengisahkan ceritanya.

1.            Point Of View 1 (POV 1) atau Sudut Pandang Orang Pertama

Point Of View 1 (POV 1) atau sudut pandang orang pertama digunakan dalam cerita, bila orang pertama (aku/saya) berperan sebagai tokoh di dalam cerita. Sudut pandang pengarang (POV 1) ini memiliki ciri khusus yaitu dengan menggunakan tokoh “aku”. Jika tokoh “aku” menjadi pusat cerita, disebut dengan sudut pandang orang pertama (POV 1) sebagai pelaku utama. Namun, orang pertama juga bisa dipisisikan hanya sebagai tokoh tambahan yang disebut sebgai orang pertama pelaku tambahan atau sampingan.  

Ciri cerita dengan menggunakan POV 1 atau sudut pandang orang pertama yaitu dengan hadirnya tokoh aku atau saya di dalam cerita tersebut. Sudut pandang orang pertama dibagi menjadi dua bagian yaitu sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama dan sudut pandang orang pertama sebagai pelaku sampingan.

Contoh:

(1)          Aku hanya bisa menarik nafas panjang, saat  semua nasihatku  tak didengarkan. Aku harus banyak bersabar dalam menghadapi hal ini. Berkali-kali aku mengatakan bahwa tindakannya itu hal bodoh  yang dapat merugikan diri sendiri. Tetapi dia tidak menerima nasihatku. Justru marah-marah.Ya, sudahlah biarkan saja. Masih banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan. Aku tidak bisa hanya berkutat pada satu hal yang tidak penting buatku. Bisa-bisa malah membebani diriku. Aku akan berusaha  melupakan hal itu. lebih baik aku fokus pada tugas yang belum aku selesaikan.

Contoh kutipan di atas menggunakan sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama. Karena di dalam cerita tersebut melibatkan tokoh aku sebagai pemeran utama. Dengan kata lain tokoh aku sebagai orang pertama paling banyak diceritakan di dalam cerita tersebut.

(2)       Kata-kata lembutnya itulah yang sering membuat aku tidak bisa berkutik jika berhadapan dengan dia. Dia itu wanita yang sangat lembut. Tidak hanya dari tutur kata dan tindakannya saja, tetapi juga dari hati dan perasaannya. Aku sebagai sahabatnya kadang malu sendiri. Begitu berbedanya dengan diriku. Bagaikan bumi dengan langit. Dia selalu mengatasi masalah dengan kepala dingin. Tak pernah sekalipun aku mendengar kata-kata kasar dari bibirnya. Yang ada ia itu selalu tersenyum, walaupun masalah sering mendera dirinya. Itulah temanku yang  bernama Nindia.

Contoh kutipan (2) Tokoh aku atau orang pertama ikut berperan di dalam cerita tersebut, tetapi tidak sebagai tokoh utama, melainkan hanya sebagai tokoh tambahan atau tokoh sampingan, karena tokoh utamanya (Dia). Sudut pandang pengarang pada contoh cerita (2) disebut sudut pandang orang pertama sebagai pelaku sampingan atau pelaku tambahan.

2.Point Of View 2 (POV 2) atau Sudut Pandang Orang Kedua

Berbeda dengan POV 1, POV 2 menjadikan orang kedua sebagai tokoh utama. Ciri yang menandai bahwa sebuah cerita menggunakan POV 2, tokoh yang menjadi sentral cerita menggunakan kata ganti “kau” atau “kamu”.

Contoh:

(3) Purnama kedua kembali kau binarkan warna dalam kata yang mampu menggetarkan jiwa. Di sini, di Jembatan yang menghubungkan beberapa pulau ini, kau bisikkan kata yang sama seperti yang pernah kaucapkan. Janji manis dari bibir tipismu habis tanpa sisa. Sebab kau memang sempurna. Tidak hanya kecantikan ragawi yang paripurna, tapi hatimu memualam. Ucapanmu senantiasa merdu serupa kicau murai saat menyambut matahari. (Nobaber 18: Khatijah)

3.Point Of View 3 (POV 3)

            Cerita dengan menggunakan POV 3 atau sudut pandang orang ketiga, pengarang memosisikan dirinya di luar jalan cerita. Ciri cerita menggunakan POV 3, menggunakan tokoh “Dia/Ia”.

Yang ketiga adalah sudut pandang orang ketiga. Dalam sudut pandang ini, orang pertama / aku tidak terlibat sebagai tokoh di dalam ceritanya. Pengarang khusus menceritakan “DIA” atau orang lain. Sudut pandang orang ketiga dapat dibedakan menjadi dua. Yaitu sudut pandang orang ketiga sebagai pengamat dan sudut pandang orang ketiga serba tahu.

Berikut ini penulis berikan  contoh cerita yang menggunakan sudut pandang orang ketiga.

(4)          Anisa tak pernah terdengar mengeluh. Tidak seperti kebanyakan temannya yang selalu mengeluh tentang inilah tentang itulah. Semua pekerjaan dan tugas selalu dikerjakannya tepat waktu.Dia selalu bekerja tanpa melihat waktu kalau tugasnya belum selesai. Walaupun demikian, dia tidak pernah membantah ibunya jika ia disuruh membantu pekerjaan ringan. Pagi-pagi dia sudah bangun. Salat Subuh tak pernah dia tinggalkan. Bahkan setelah itu  dia masih menyempatkan diri untuk membaca ayat-ayat suci Al-Qlqur’an. Setelah itu, dia baru membantu menyapu rumah dan membereskan tempat tidurnya.

(5) Rina terlihat murung. Dia masih terngiang akan nasihat-nasihat neneknya. Dia menyesal mengapa dulu tidak pernah mendengarkan nasihat neneknya. Coba kalau dulu dia tidak membantah neneknya, pasti tidak akan mengalami kesedihan seperti ini. Tapi semua sudah terlanjur. Nasi telah menjadi bubur. Tidak ada yang bisa menggantikan posisi neneknya yang begitu perhatian padanya. Itu semua dirasakan oleh Rina. Kini neneknya tidak akan menasihatinya lagi. Tidak akan perhatian lagi padanya karena dia sudah meninggalkannya untuk selama-lamanya. Kini air matanya Rina berlinang mengenang semuanya.

            Pada cerita (4) ini tidak terdapat tokoh “AKU”. Tokoh yang diceritan pada cerita (4) adalah Anisa (DIA). Pada contoh cerita keempat (4) pengarang hanya menjelaskan sesuatu yang dapat dilihat saja. Sudut pandang pada cerita ini disebut sudut pandang orang ketiga sebagai pengamat.

            Sedangkan pada contoh cerita (5) adalah contoh cerita yang menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu. Karena pengarang di sini hanya khusus menceritakan orang lain yaitu Rina.Tetapi, karena pengarang di dalam teks ini seolah mengetahui semua hal yang dialami oleh tokoh, baik yang dialami secara lahir maupun secara batin. Maka pada kutipan ini disebut menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu.

Memilih POV tertentu pasti memiliki alasan tersendiri. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Menurut pengalaman penulis, menggunakan POV 1 lebih leluasa menyampaikan perasaan karena semua yang dialami tokoh dalam POV 1 seolah-olah pengarang sendiri yang mengalaminya. Jadi, akan lebih tahu apa yang ada di dalam pikirandan perasaan tokoh aku. Walaupun sebenarnya yang mengalami tersebut bukan pengarang. Namun, memilih POV 1, harus benar-benar cermat dalam menggunakan pilihan kata karena pengarang tidak serba tahu terhadap apa yang dipikirkan oleh tokoh lain dalam cerita itu. Berbeda dengan POV orang ketiga serba tahu.

                                                Bondowoso, 16 Februari 2023

 


2 komentar:
Write Comments



Entri yang Diunggulkan

Puisi-Puisiku

  Puisi-Puisiku Oleh: Khatijah   1.        MENDEKAP HARAP Kupatahkan ragu di tiang rapuh Menjaga rasa cita pada setia Di cadas lin...