DIALOG
DALAM NOVEL
Oleh
Khatijah, S.Pd
Pada saat kita menulis novel, tidak lepas dari
penulisan dialog para tokoh. Sebuah
cerita tanpa dialog akan terasa hambar dan kurang menarik. Menurut KBBI V Dialog artinya (1) percakapan (dalam sandiwara, cerita, dan sebagainya),
(2) karya tulis yang disajikan dalam bentuk percakapan antara dua tokoh atau
lebih. Sebuah dialog bisa diikuti oleh narasi atau dialog
tag. Dialog tag adalah frase yang mengikuti dialog yang
menginformasikan identitas si pengucap dialog. Dialog tag biasanya dengan kata:
ujar, ucap, kata, cetus, tutur, ungkap, tandas, sahut, sindir, tanya dan
sejenisnya (BABADD.ID). Penulisan dialog dalam
cerita harus benar. Hal ini dilakukan agar maksud kalimat tersebut dapat
ditangkap dengan jelas oleh pembaca.
Ketika
kita membaca cerita, sering kita jumpai penulisan dialog yang salah. Kesalahan
penulisan terletak pada penggunaan huruf dan tanda baca. Agar kita menuliskan dialog
dengan benar, kita harus selalu ingat akan aturan yang ada. Aturan-aturan itu
dapat kita temukan pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Pedoman
ini mengatur pemakaian tanda baca dan pemakaian huruf.
Berikut ini contoh
penulisan dialog dalam cerpen atau novel
yang sering kita temui.
(1) “Apa maumu, Nin?” Tanya Dian. (2) “Aku mau pulang”. Jawab Nindia.
Penulisan dua contoh kalimat di atas, tidak
tepat. Alasan bahwa kedua penulisan kalimat di atas salah adalah sebagai
berikut. Kesalahan kalimat nomor (1) terdapat pada penulisan huruf t
pada frase Tanya Dian.
Seharusnya huruf t pada kata tanya menggunakan huruf kecil. Kadang-kadang
juga kita menemui penulisan salah seperti berikut ini. “Sudah mau pulang?”, tanya Krisna. Kesalahan kalimat
tersebut terletak pada penggunaan tanda koma setelah akhir kutipan. Kesalahan
kalimat tersebut adanya tanda koma setelah dialog. Contoh penulisan kalimat
nomor (1) yang benar sebagai berikut. “Apa
maumu, Nin?” tanya Dian.
Sedangkan kesalahan
contoh kalimat nomor (2) terdapat pada penggunaan tanda baca dan huruf kapital. Pada contoh tersebut, kalimat Aku
mau pulang sebagai ucapan langsung diakhiri dengan tanda
titik. Seharusnya setelah kalimat Aku mau pulang diikuti
tanda koma karena kalimat tersebut belum selesai (diikuti oleh dialog tag). Kesalahan kedua adalah ketidaktepatan
letak tanda baca titik (seharusnya koma) setelah tanda petik akhir. Seharusnya
tanda koma diletakkan sebelum tanda petik akhir. Kesalahan ketiga yaitu
penggunaan huruf kapital pada kata Jawab yang seharusnya huruf j
ditulis dengan huruf kecil. Penulisan contoh (2) yang benar adalah sebagai
berikut. “Aku mau pulang,”
jawab Nindia.
Frase tanya
Dian dan jawab
Nindia merupakan bagian
kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri, yang disebut dialog tag. Seperti yang
tertulis di shireishou.com dialog tag
adalah keterangan kalimat langsung yang tidak bisa berdiri sendiri (berupa
frasa).
Kedua contoh kalimat
(1) dan contoh kalimat (2) merupakan kalimat langsung yang menggunakan dialog
tag di belakang kutipan langsung.
Berikiut ini adalah
contoh dialog yang menggunakan dialog tag di depan kutipan langsung. (3) Dahlia
berkata, “Saya baru saja datang.” (4) Krisna bertanya, “Siapa nama temanmu
itu?”
Penulisan contoh
kalimat (3) dan (4) benar. Berikut penjelasannya. Jika dialog tag berada di
awal kalimat, tanda baca koma diletakkan di antara dialog tag dan petikan
langsung. Huruf awal kalimat pada dialog tag contoh nomor (3) dan nomor (4)
huruf kapital. Demikian juga huruf awal kata kalimat pada petikan langsung juga
menggunakan huruf kapital.
Kita harus dapat
membedakan dengan penulisan dialog berikut ini. Contoh (5) “Bagaimana
keadaanmu, Dahlia?” Krisna bertanya untuk yang kedua kalinya. (6) “Ayo, ikut
aku!” Dahlia mengajak Krisna. (5) “Dia
memang baik hati.” Krisna memuji orang itu. (7) Krisna tersenyum. “Kamu memang anak yang manis.”
Penulisan ketiga kalimat
tersebut benar. Kalau kita cermati ketiga kalimat contoh (5), (6), dan contoh (7)
memang berbeda dengan kalimat contoh (1),(2),(3), dan contoh (4).
Perbedaannya terletak pada penggunaan huruf kapital pada huruf awal kata
setelah dialog. Selain Krisna dan Dahlia
sebagai nama orang yang harus diawali dengan huruf kapital, alasan lain mengapa diawali
dengan huruf kapital karena setelah dialog pada kedua kalimat tersebut
merupakan kalimat narasi. Jadi, kalimat Krisna bertanya untuk yang kedua kalinya
dan Dahlia mengajak Krisna merupakan kalimat yang berbeda dengan
yang terdapat di antara petikan langsung. Ini yang disebut dengan narasi. Demikian
juga dengan kalimat Krisna memuji orang itu.
Demikian cara menulis kalimat dialog dalam novel. Semoga
bermanfaat.
Bondowoso, 15 Februari
2023
Wah..makin keren bu
BalasHapusTrima kasih, Pak
BalasHapusTerima kaaih ya
BalasHapus