Selasa, 14 Februari 2023

DIALOG DALAM NOVEL

DIALOG DALAM NOVEL

Oleh  Khatijah, S.Pd

 

 

            Pada saat kita menulis novel, tidak lepas dari penulisan dialog para tokoh. Sebuah cerita tanpa dialog akan terasa hambar dan kurang menarik. Menurut KBBI V Dialog artinya (1)  percakapan (dalam sandiwara, cerita, dan sebagainya), (2) karya tulis yang disajikan dalam bentuk percakapan antara dua tokoh atau lebih. Sebuah dialog bisa diikuti oleh narasi atau dialog tag. Dialog tag adalah frase yang mengikuti dialog yang menginformasikan identitas si pengucap dialog. Dialog tag biasanya dengan kata: ujar, ucap, kata, cetus, tutur, ungkap, tandas, sahut, sindir, tanya dan sejenisnya (BABADD.ID). Penulisan dialog dalam cerita harus benar. Hal ini dilakukan agar maksud kalimat tersebut dapat ditangkap dengan jelas oleh pembaca.                       

            Ketika kita membaca cerita, sering kita jumpai penulisan dialog yang salah. Kesalahan penulisan terletak pada penggunaan huruf dan tanda baca. Agar kita menuliskan dialog dengan benar, kita harus selalu ingat akan aturan yang ada. Aturan-aturan itu dapat kita temukan pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Pedoman ini mengatur pemakaian tanda baca dan pemakaian huruf.

Berikut ini contoh penulisan dialog dalam cerpen atau novel yang sering kita temui.

(1) “Apa maumu, Nin?” Tanya Dian. (2) “Aku mau pulang. Jawab Nindia.

Penulisan dua contoh kalimat di atas, tidak tepat. Alasan bahwa kedua penulisan kalimat di atas salah adalah sebagai berikut. Kesalahan kalimat nomor (1) terdapat pada penulisan huruf t pada frase Tanya Dian. Seharusnya huruf t pada kata tanya menggunakan huruf kecil. Kadang-kadang juga kita menemui penulisan salah seperti berikut ini. “Sudah mau pulang?”, tanya Krisna. Kesalahan kalimat tersebut terletak pada penggunaan tanda koma setelah akhir kutipan. Kesalahan kalimat tersebut adanya tanda koma setelah dialog. Contoh penulisan kalimat nomor (1) yang benar sebagai berikut. “Apa maumu, Nin?” tanya Dian.

Sedangkan kesalahan contoh kalimat nomor (2) terdapat pada penggunaan tanda baca dan huruf kapital. Pada contoh tersebut, kalimat Aku mau pulang sebagai ucapan langsung diakhiri dengan tanda titik. Seharusnya setelah kalimat Aku mau pulang diikuti tanda koma karena kalimat tersebut belum selesai (diikuti oleh dialog tag). Kesalahan kedua adalah ketidaktepatan letak tanda baca titik (seharusnya koma) setelah tanda petik akhir. Seharusnya tanda koma diletakkan sebelum tanda petik akhir. Kesalahan ketiga yaitu penggunaan huruf kapital pada kata Jawab yang seharusnya huruf  j ditulis dengan huruf kecil. Penulisan contoh (2) yang benar adalah sebagai berikut. “Aku mau pulang,” jawab Nindia.

Frase tanya Dian dan jawab Nindia merupakan bagian kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri, yang disebut dialog tag. Seperti yang tertulis di shireishou.com dialog tag adalah keterangan kalimat langsung yang tidak bisa berdiri sendiri (berupa frasa).

Kedua contoh kalimat (1) dan contoh kalimat (2) merupakan kalimat langsung yang menggunakan dialog tag di belakang kutipan langsung.

Berikiut ini adalah contoh dialog yang menggunakan dialog tag di depan kutipan langsung. (3) Dahlia berkata, “Saya baru saja datang.” (4) Krisna bertanya, “Siapa nama temanmu itu?”

Penulisan contoh kalimat (3) dan (4) benar. Berikut penjelasannya. Jika dialog tag berada di awal kalimat, tanda baca koma diletakkan di antara dialog tag dan petikan langsung. Huruf awal kalimat pada dialog tag contoh nomor (3) dan nomor (4) huruf kapital. Demikian juga huruf awal kata kalimat pada petikan langsung juga menggunakan huruf kapital.

Kita harus dapat membedakan dengan penulisan dialog berikut ini. Contoh (5) “Bagaimana keadaanmu, Dahlia?” Krisna bertanya untuk yang kedua kalinya. (6) “Ayo, ikut aku!” Dahlia mengajak Krisna. (5) “Dia memang baik hati.” Krisna memuji orang itu. (7) Krisna  tersenyum. “Kamu memang anak yang manis.”

Penulisan ketiga kalimat tersebut benar. Kalau kita cermati ketiga kalimat contoh (5), (6), dan contoh (7) memang berbeda dengan  kalimat  contoh (1),(2),(3), dan contoh (4). Perbedaannya terletak pada penggunaan huruf kapital pada huruf awal kata setelah dialog. Selain Krisna dan Dahlia sebagai nama orang yang harus diawali dengan  huruf kapital, alasan lain mengapa diawali dengan huruf kapital karena setelah dialog pada kedua kalimat tersebut merupakan kalimat narasi. Jadi, kalimat Krisna bertanya untuk yang kedua kalinya dan Dahlia mengajak Krisna merupakan kalimat yang berbeda dengan yang terdapat di antara petikan langsung. Ini yang disebut dengan narasi. Demikian juga dengan kalimat Krisna memuji orang itu.

Demikian cara menulis kalimat dialog dalam novel. Semoga bermanfaat.

Bondowoso, 15 Februari 2023

 

 

 





 

3 komentar:
Write Comments



Entri yang Diunggulkan

Puisi-Puisiku

  Puisi-Puisiku Oleh: Khatijah   1.        MENDEKAP HARAP Kupatahkan ragu di tiang rapuh Menjaga rasa cita pada setia Di cadas lin...