Selasa, 04 April 2023

Bagaimana Novel Mampu Menghibur Pembaca

  Bagaimana  Novel Mampu Menghibur Pembaca

 Oleh: Khatijah




                              

 

Tidak bisa dipungkiri bahwa tujuan awal seseorang membaca novel yaitu untuk menghibur diri. Membaca novel sama halnya dengan rekreasi menjelajah di dunia imajinasi. Oleh karena itu, novel harus memenuhi harapan pembaca. Jika novel yang dibaca dapat memenuhi harapan, pembaca seolah turut terjun menjadi tokoh di dalamnya. Banyak cara yang bisa dilakukan pengarang novel agar novelnya menghipnotis. Jalinan konflik-kolnflik yang menarik mampu membuat pembaca penasaran untuk membaca episode berikutnya. Di bawah ini beberapa penjelasan agar novel yang ditulis tidak membosankan.

Beberapa hal agar novel bisa menghibur pepmbaca:


1.    Tema Unik


Tema yang akan ditulis di dalam novel hendaknya tema yang tidak biasa-biasa saja. Keunikan ide akan menuntun pembaca untuk mengetahui jalan cerita dari awal hingga penyelesaian. Penggambaran peristiwa melalui deskripsi yang hidup dan dialog cantik ini akan membawa pembaca untuk terus penasaran membaca lembar demi lembar novel di hadapannya. Tema unik juga membuat pembaca penasaran untuk mengetahui isinya lebih dari yang sudah dibaca.


2.    Konflik-Konfliknya Tajam dan Kompleks


Novel yang baik, harus membocorkan konfliknya pada paragraf-paragraf awal. Bibit konflik yang sudah terbaca di bagian depan, akan membuat pembaca penasaran untuk menikmati konflik-konflik yang dialami tokoh untuk selanjutnya. Suspensi atau penundaan pemecahan konflik pada tiap-tiap episode menjadi hal yang membuat penasaran pembaca. Begitu juga twist atau efek kejud pada bagian penyelesaian akan meninggalkan kesan mendalam di dalam perasaan pembaca.

Ada hal lain yang juga perlu diingat, novel merupakan cerita panjang yang sarat dengan konflik. Berbeda dengan cerpen yang konfliknya terbatas. Konflik pada novel lebih kompleks. Bukan hanya konflik utama saja yang disajikan, tetapi juga anak-anak konflik. Multikonflik seperti yang ditemui seseorang dalam kehidupan sesungguhnya akan ditemui juga di dalam novel. Mulai dari konflik dengan dirinya sendiri, konflik dengan alam sekitar, konflik dengan Tuhan, konflik dengan orang lain. Jadi, penulis novel harus menghindari konflik yang datar dan lurus-lurus saja. Penyusunan konflik dalam alur tidak datar akan membuat cerita lebih hidup dan lebih menarik.


3.    Diksi atau Pilihan Kata


Pilihan kata atau diksi sangat memengaruhi menarik tidaknya sebuah novel. Pilihan kata dan kalimat-kalimat dalam novel berbeda dengan pilihan kata dan kalimat yang digunakan di dalam tulisan ilmiah. Bahasa yang digunakan di dalam novel adalah ragam bahasa sastra. Penggambaran peristiwa-peristiwa yang dialami tokoh harus mampu menyentuh pengalaman indrawi pembaca. Pengarang hendaknya memilih kata yang membuat pembaca seolah melihat, mendengar, merasakan, mencium, mencecap, serta mampu melibatkan perasaan pembaca.Pilihan kata yang digunakan bermacam-macam makna.

Bukan hanya makna denotasi saja, tapi banyak menggunakan makna konotasi, makna kiasan, dan makna simbolis. Makna denotasi adalah makna kata yang didasarkan atas penunjukkan yang lugas pada sesuatu di luar  bahasa atau yang didasarkan atas konvensi tertentu dan bersifat objektif. Makna konotasi atau makna tambahan merupakan tautan pikiran yang menimbulkan nilai rasa pada seseorang. Misanya kata ‘acap kali, untuk menggunakan kata ‘sering’. Kata ‘komplotan’ untuk menggantikan kata ‘gerombolan’. Sedangkan makna kiasan merupakan makna atau kelompok kata  yang bukan mengacu ke makna yang sebenarnya, melainkan mengiaskan sesuatu, misalnya ‘mahkota wanita’ berarti rambut wanita (KBBI V). Bentuk kiasan bisa berupa ungkapan seperti contoh tersebut dan bisa berbentuk majas. Majas atau bahasa kias sering digunakan oleh pengarang novel seperti personifikasi, metafora,semile, dan paradoks, dll.

Berikut ini contoh bahasa bermajas yang sering ditemui di dalam novel.

Awan yang tertatih-tatih melintasi langit biru. (personifikasi)

Dia memang berhati batu. (metafora)

Anak itu merasa bebas bagai burung lepas dari sangkar.(smile)

Ayah merasa kesepian di antara hiruk-pikuk orang-orang yang berebut makanan. (paradoks)

Makna simbolis yaitu kata atau sekelompok kata yang dijadikan simbol atau lambang.


4.    Komposisi Antara Deskripsi dan Dialog Proposional


Deskiripsi digunakan untuk menggambarkan latar dan karakter tokoh. Uraian deskriptif yang rinci sangat diperlukan untuk menggambarkan latar yang meliputi waktu, tempat, dan suasana. Penggambaran latar yang detail akan membawa pembaca seolah berada di sebuah tempat, dalam suasana tertentu, dan pada waktu tertentu. Sedangkan karakter tokoh selain dapat digambarkan langsung dalam bentuk uraian bisa juga digambarkan dalam dialog para tokoh. Namun, demikian penggunakan dialog dan deskripsi lebih enak dibaca jika proposioal. Tidak hanya deskripsi saja atau sebaliknya dialog terus menerus. Ada saat-saat tertentu dialog perlu digunakan agar cerita lebih hidup. Dialog yang ditulis hanyalah dialog-dialog cantik yang mendukung makna dan perkembangan alur.


5.    Tidak Cacat Logika


Meskipun novel merupakan tulisan yang bergenre fiksi, tetapi penulis harus meghindari adanya cacat logika. Itulah pentingnya riset bagi seorang penulis novel. Sebab jika terjadi hal seperti itu akan mengurangi kepercayaan pembaca. Tentu saja menyebabkan novel menjadi tidak berkualitas.

 Bondowoso, 5 April 2023

Penulis

Khatijah

 

Tidak ada komentar:
Write Comments



Entri yang Diunggulkan

Puisi-Puisiku

  Puisi-Puisiku Oleh: Khatijah   1.        MENDEKAP HARAP Kupatahkan ragu di tiang rapuh Menjaga rasa cita pada setia Di cadas lin...