Jejak
Magrib
Pentigraf
: Khatijah
Gemericik
suara air di bawah sana membuat mataku mencari-cari. Setelah kuperhatikan
dengan cermat, rupanya ada sungai tidak jauh dari tempatku berdiri. Sementara
matahari hanya meninggalkan sisa warna jingga di pucuk bukit di sebelah timur.
Mega-mega menyerupai sisik ikan, semburat kemerahan membersamai debur ombak
laut selatan yang samar-samar terdengar. Kunikmati saja suasana ini sambil menunggu
Ratri yang masih berfoto-foto dengan teman-temannya di pantai yang kami
kunjungi bersama.
Tidak
mau kehilangan momen, buru-buru kukeluarkan ponsel dari tas kecilku. Dengan
segera kuhidupkan camera. Kuvideo suasana romantis di sekelilingku ini. Lalu kufokuskan
camera pada sungai di bawah. Sepi. Hanya air yang terus mengalir menampakkan
buih-buih putihnya. Gemericiknya sangat menenangkan hati.
Beberapa
menit kemudian, suasana menjadi gelap. Terdengar motor Ratri dan teman-temannya
mendekat. Legalah hatiku karena tidak harus berada di tempat ini sendirian. Lalu
aku pun menuju ke arah motor yang kuparkir beberapa meter di depanku. Sambil
menunggu rombongan datang, aku duduk di jok siap untuk segera meninggalkan
tempat ini. Sebelum mereka sampai, kubuka galeri HP-ku. Kucari video hasilku
merekam beberapa menit yang lalu. Kuputar dan kuamati. Sejenak mataku tertegun.
Bulu kudukku berdiri saat sekelebat tampak seorang gadis sendirian mandi di
sungai di akhir videoku. Aku pun menjerit dan menyetater motor menjemput Ratri
dan teman-temannya.
Bws, 16 Mei 2023
Tidak ada komentar:
Write Comments