Rabu, 17 Mei 2023

Sepotong Luka

 


Sepotong Luka

Oleh: Khatijah

 

Riani menggigil. Tubuhnya basah oleh keringat dingin yang mengucur. Matanya memerah. Pertanyaan Bu Anis, wali kelasnya  telah menyentuh perasaan yang terhalus. Tidak seperti teman-temannya, bagi Riani hal itu sangat membuatnya malu. Betapa tidak, hingga masuk sekolah ini dia tak pernah melihat bahkan mendengar di mana ayahnya berada. Jika dia bertanya kepada ibunya, ibunya selalu marah dan menyuruhnya berhenti bertanya.

Bu Anis jadi salah tingkah melihat perubahan gestur Riani. Dia bingung menentukan kalimat yang membuat siswa baru itu pucat pasi. Menurutnya, pertanyaan yang dilontarkan itu biasa-biasa saja, tidak berbeda dengan yang disampaikan kepada anak-anak lain. Beruntung, ada Pak Hisyam yang berjalan di dekat mereka. Langsung saja Bu Anis memanggilnya dan meminta bantuan agar bisa menenangkan Riani.

Beberapa kalimat motivasi terlontar dari bibir Pak Hisyam. Dia hibur Riani dengan cerita-cerita tentang anak yang berprestasi. Bahkan dia ceitakan juga ada siswa berprestasi yang tidak punya ayah dan ibu. Pak Hisyam menguatkannya dengan mengatakan bahwa Riani lebih beruntung karena masih mempunyai ibu. Tampak perubahan di wajah Riani. Dia semakin kuat. Lalu pelan-pelan Pak Hisyam menanyakan nama ibunya. Betapa kagetnya guru itu setelah mendengar jawaban Riani. Ternyata Riani anak kandungnya sendiri yang dia tinggalkan ketika masih bayi karena perceraian.Sepotong luka terobek kembali di hatinya. Spontan dipeluknya anak itu.

Bondowoso, 18 Mei 2023

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:
Write Comments



Entri yang Diunggulkan

Puisi-Puisiku

  Puisi-Puisiku Oleh: Khatijah   1.        MENDEKAP HARAP Kupatahkan ragu di tiang rapuh Menjaga rasa cita pada setia Di cadas lin...