
Sesal
SesalOleh: Khatijah“Ibu, kenapa Bu?” Pak Darto menggoyang-goyangkan tubuh istrinya. “Cepat telepon ambulans, Mbak Pak,” seru Bi Siti tergopoh-gopoh. Pak Darto tidak mengindahkan Bi Siti. Dia berpikir bahwa membawanya sendiri akan lebih...
SesalOleh: Khatijah“Ibu, kenapa Bu?” Pak Darto menggoyang-goyangkan tubuh istrinya. “Cepat telepon ambulans, Mbak Pak,” seru Bi Siti tergopoh-gopoh. Pak Darto tidak mengindahkan Bi Siti. Dia berpikir bahwa membawanya sendiri akan lebih...
Sepotong Luka Oleh: Khatijah Riani menggigil. Tubuhnya basah oleh keringat dingin yang mengucur. Matanya memerah. Pertanyaan Bu Anis, wali kelasnya telah menyentuh perasaan yang terhalus. Tidak seperti teman-temannya, bagi Riani...
Menanti Matahari@3 Oleh: Khatijah “Andara, Aku takut.” Tanpa sadar Rianti mengucap kalimat itu. Andara menoleh. Dipandanginya wajah Rianti. Kerut keningnya mengisyaratkan keheranan. Dia benar-benar tidak mengerti kondisi Rianti yang tiba-tiba...
Jejak Magrib Pentigraf : Khatijah Gemericik suara air di bawah sana membuat mataku mencari-cari. Setelah kuperhatikan dengan cermat, rupanya ada sungai tidak jauh dari tempatku berdiri. Sementara matahari hanya meninggalkan sisa...
Menanti Matahari @2Oleh: Khatijah “Hore, kita sudah sampai,” teriak Al sambil melambai-lambaikan tangannya. Rona di wajahnya menandakan bahwa dia sangat tidak sabar untuk segera mendarat di pulau yang berhiaskan tanaman cemara udang...
SesalOleh: KhatijahPak Darto lebih paham atas perubahan pada diri Fathia. Kematian Wiji sahabatnya, telah mencuri seluruh keceriaan hatinya. Meski begitu dia merasa lebih dari yang dirasakan Fathia. Perasaan kehilangan sekaligus bersalah...
Sesal @ 2Oleh: KhatijahSayup-sayup azan magrib berkumandang.Hamparan nisan di pemakaman semakin samar. Warna jingga di pucuk-pucuk kamboja sudah sirna. Gelap pun segera menjemput. Fathia melepaskan diri dari pelukan ayahnya. Sisa air...
SesalOleh: Khatijah Kepergian Wiji benar-benar menyisakan duka mendalam bagi Fathia. Sahabatnya yang bermata indah itu selalu hadir dalam mimpinya. Perasaan bersalah senantiasa meggerogoti ketenangan batinnya. Seandainya bisa, Fathia akan bersimpuh di...
Menanti Matahari Oleh: Khatijah “Kembali saja, ombaknya makin besar!” teriak Rianti di tengah debur ombak yang menggulung-gulung. “Tenanglah, sebentar lagi juga reda. Ini karena angin saja yang bertiup kencang,”...
Bagaimana Novel Mampu Menghibur Pembaca Oleh: Khatijah Tidak bisa dipungkiri bahwa tujuan awal seseorang membaca novel yaitu untuk...
Foto: Koleksi Pribadi Cinta di Langit Ijen merupakan sebuah novel tiga babak bertabur konflik. Novel ini terbit pad...